Timor Leste
Ramos Horta Sebut Soeharto Diktator Saat Pendudukan Timor Leste, Tapi Punya Sisi Baik, Ini Buktinya
Di Timor Leste, Soeharto akan selalu dikenang sebagai tokoh yang pada tahun 1975 mengambil keputusan untuk mengerahkan tentara Indonesia
TRIBUN-TIMUR.COM - Meski menjadi sosok yang saat itu memerintahkan pendudukan Timor Leste, sosok Soeharto tetap mendapat hati tersendiri.
Padahal saat pendudukan Timor Leste di masa Indoensia dipimpin Soeharto, terjadi pertumpahan darah di Timor Leste.
Namun warga Timor Leste tetap menganggapnya berjasa terhadap negara yang pernah menjadi bagian dari Indonesia tersebut.
Salah satunya mantan Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta.
Dalam sejarah Timor Leste, banyak pertumpahan darah terjadi salah satunya ketika wilayah tersebut diinvasi Indonesia tahun 1975.
Invasi Timor Leste oleh Indonesia sendiri terjadi di masa pemerintahan Presiden ke-2 RI, Soeharto, atau dikenal sebagai era orde baru.
Bagaimanapun masa-masa tersebut akan dikenang sebagai sejarah kelam oleh rakyat Timor Leste.
Terlebih, bertahun-tahun setelah invasi itu, pertumpahan darah masih terus terjadi dengan kelompok pro-kemerdekaan bertempur melawan pasukan Indonesia.
Selama 24 tahun pendudukan Timor Leste oleh Indonesia diyakini ribuan orang menjadi korban pendudukan Indonesia.
Di Timor Leste, Soeharto akan selalu dikenang sebagai tokoh yang pada tahun 1975 mengambil keputusan untuk mengerahkan tentara Indonesia melintasi perbatasan.
Lalu menduduki negara itu untuk menyatukannya dengan Indonesia dengan kemasan 'integrasi' melalui Deklarasi Balibo.
Pemerintah Soeharto pun menjalankan apa yang dibanggakan sebagai pembangunan besar-besaran di berbagai bidang di sana, namun sebagian dengan jalan kekerasan.
Sebelum akhirnya Timor Timur merdeka melalui referendum akhir tahun 1999 dan menjadi Timor Leste tahun 2002.
Meski demikian, ada juga orang-orang bahkan tokoh-tokoh penting dari Timor Leste yang melihat sisi baik Soeharto.
Mantan Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta menyebut Soeharto sebagai seorang diktator.
Namun menurutnya Soeharto merupakan jenis yang berbeda.
Mengutip BBC Indonesia, Ramos Horta mengatakan, "Soeharto bukan tipikal diktator lama zaman dulu seperti Salazar di Portugal atau diktator negara-negara Amerika Latin."
Menurutnya, Soeharto adalah diktator yang sukses mengantarkan Indonesia menjadi negara dengan perekonomian yang menjanjikan.
"Soeharto lebih mirip diktator di Korea Selatan," katanya kepada Ging Ginanjar dari BBC Indonesia dalam perbincangan di rumahnya di Dili.
Horta menambahkan, meski banyak jatuh korban semasa pemerintahannya, tapi Soeharto harus dilihat secara seimbang.
Salah satu yang dicatat Ramos Horta adalah, pemerintahan Soeharto mengirim begitu banyak mahasiswa untuk menimba ilmu di luar negeri.
"Diktator tidak akan mengirim para mahasiswanya ke luar negeri," katanya.
Menurut Ramos Horta, selain gerakan demokrasi warga sipil Indonesia yang kuat yang berpuncak pada Mei 1998,
berbagai faktor seperti korupsi dan kesalahan pengelolaan ekonomi seiring dengan legitimasinya yang menurun, berkombinasi menjadi faktor kejatuhan Soeharto.
Ramos Horta mengatakan, "Andai saja dia bersedia mempersingkat kekuasaannya dengan mundur lebih awal, dia bisa menjadi Bapak Modernisasi Indonesia."
"Tapi, diktator ya memang selalu seperti itu," tambahnya.
Pernah Dituduh Antek Indonesia
Ramos Horta (70) tahun pernah Dituduh sebagai Antek Indonesia.
Hal itu terjadi saat Timor Leste Merdeka dari Indonesia. Kemudian Divonis Hukuman Mati, lalu lari dan Sembunyi di Sini?
Berangkat dari referendum 1999, Timor Leste secara resmi merdeka dari Indonesia di tahun 2002.
Kemerdekaan Timor Leste selalu dikaitkan dengan Australia atau China sebagai negara yang membantunya.
Namun, ada negara Afrika yang berjasa besar dalam kemerdekaan negara yang dulunya merupakan provinsi Timor Timur itu.
Hubungan Timor Leste dengan negara Afrika ini hampir tak terendus dalam sejarah kemerdekaan Timor Leste.
Tetapi peran dalam menciptakan kemerdekaan Timor Leste sangatlah besar.
Bahkan disebut-sebut, Timor Leste tak akan merdeka tanpa negara Afrika ini.
Sementara itu, menurut catatan dan dokumen yang beredar, Timor Leste merdeka dengan bantuan militer dari Australia yang ditugaskan oleh PBB.
Sementara itu, pada awal perjuangan, Timor Leste juga mendapatkan bantuan biaya dari China untuk membeli pasokan senjata.
Namun nyatanya bukan hanya Australia dan China yang membuat Timor Leste merdeka, negara Afrika ini, ambil bagian besar.
Melansir Asia By Afrika, negara Afrika yang dimaksud adalah Mozambik, negara ini disebut-sebut menginkubasi gerakan kemerdekaan Timor.
Tahun 1976, Mozambik merayakan kemerdekaannya dari Portugis dalam waktu kurang dari setahun sebelumnya.
Namun mereka prihatin dengan pendudukan asing yang jaraknya hampir 10.000 kilometer di Timor Leste, sebuah pulau kecil di Asia Tenggara yang berbatasan dengan Australia.
Mozambik dikatakan menjadi tempat perlindungan utama gerakan kemerdekaan Timor selama perjuangan melawan kolonial Portugis, dan perjuangan melawan Indonesia.
Meski terpisah cukup jauh, Timor Leste dan Mozambik memiliki sejarah yang akrab, bertindak sebagai inkubator gerakan kemerdekaan Timor.
Secara garis besar, hubungan keduanya terjadi karena nasib yang sama-sama buangan dari Timor Leste, dan juga orang-orang Timor yang dibuang ke Mozambik.
Setelah invasi Indonesia, para buangan Fretilin menemukan perlindungan di Mozambik. (*)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Meski Disebut Diktator, Ramos Horta Bongkar Kebaikan Presiden Soeharto pada Timor Leste,