Klakson
Perang Kota
Hukum lex talionis(satu mata dibalas satu mata) seakan hidup di wilayah utara kota megah ini, kecamatan Bontoala dan sekitarnya.
Editor:
Sakinah Sudin
Bila di desa suara kokok ayam membangunkan penduduk, di Bontoala dan sekitaranya gemuruh peranglah membangunkan warga dari mimpinya yang indah.
Mengapa jadwal perang bergeser ke pagi hari?
Dugaan rekan saya, sebab warga yang terlibat peperangan tak punya aktivitas/pekerjaan di tengah wabah covid yang membatasi segala aktivitas.
Penduduk di sana rerata bekerja di sektor informal.
Pandemi dua tahun terakhir “mempensiunkan” mereka dari pekerjaannya tanpa maklum.
Di luar dari itu, rekan saya yang lain punya perspektif berbeda.
Ia bilang "seraya heran, bahwa perang kelompok di sana sunyi sepi jelang Pilkada atau Pemilu".
Mengapa begitu?
Jawabnya "tanyalah pada busur yang melayang". (*)