Di Tengah Pandemi, Mantan Aktivis GAM Buka Kedai Kopi Warkop Merdeka Cabang Mamuju
Sejak tahun 2012, Rahmat mengelola warung kopinya yang berada di Bulukumba. Kini, ia melebarkan sayap usahanya hingga ke Mamuju.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Waode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM- Semangat untuk mengembangkan usaha kedai kopi di tengah pandemi, dirasakan Ardiansyah Rahmat.
Padahal pada perkembangannya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ini tengah menurun minatnya.
Belum lagi kebijakan pemerintah tentang pembatasan wilayah yang mengharuskan sejumlah usaha seperti itu tutup dalam waktu tertentu.
Namun, pria dengan sapaan Rahmat ini tak patah semangat dan optimis akan sukses menjalankan usahanya.
Ia merupakan owner dari Warkop Merdeka.
Sejak tahun 2012, Rahmat mengelola warung kopinya yang berada di Bulukumba.
Kini, ia melebarkan sayap usahanya hingga ke Mamuju.
Usia Kopi Merdeka baru saja beberapa hari di Mamuju namun peminatnya sudah mulai menjamur.
Meski diakui Rahmat, beberapa diantaranya adalah kawan-kawanya.
"Tapi mereka membantu promosi. Karena saya yakin promosi dari mulut ke mulut juga pasti berdampak," jelasnya saat dihubungi Tribun Timur , Kamis (16/9/2021).
Nama Warkop Merdeka sendiri dimaknai olehnya sebagai kebebasan.
"Sebuah kemerdekaan adalah kebebasan. Selama perjalanan di dunia kampus lalu menjadi aktivis mahasiswa yang terlibat aktif di gerakan-gerakan sosial. Saya selalu merasa menjadi manusia yang benar-benar merdeka," jelasnya.
Menurutnya kebebasan itu digambarkan dengan kata kata sebagai senjata untuk mengkritik dan memaki setiap rezim yang menindas.
Hal ini lah yang kemudian melatarbelakangi sehingga Warkop Merdeka menjadi pilihan nama.
Dengan harapan, sambungnya, orang-orang yang berkunjung tidak hanya sekedar meminum kopi tetapi menjadikan warkop merdeka sebagai sentrum diskusi diskusi kritis tentang kondisi bangsa dan negara.