Polri
Putri Kuli Panggul Kini Banggakan Orangtua, Briptu Era Septiana Jadi Pasukan PBB di Afrika
Salah satu Polwan yang berprestasi sehingga berangkat jadi Pasukan Perdamaian PBB adalah Briptu Era Septiana. Ia bertugas di Sudan, Afrika.
“Apalagi dasar kita polisi umum tidak setiap hari pegang dan bawa senjata. Terus bawa senjata setiap hari dan jaga di lapangan menjadi tantangan kita juga,” sebutnya.
Baca juga: IPDA Yulanda Alvaleri Kini Jabat Kapolsek Polwan Termuda Indonesia Ingin Berantas Kebakaran Hutan
Apalagi di daerah tersebut memang masih rawan antar suku yang melakukan perang dengan senjata api.
Bahkan suara tembakan menjadi hal yang biasa dirinya dengar menjelang waktu istirahatnya di malam hari.
“Setiap malam ada suara tembakan, tetapi mereka tidak mengganggu kita. Karena tugas kita mengawasi dan melindungi camp UN dan orang-orang didalamnya, nggak perang langsung melawan tentara pemberontak itu tidak,” ucapnya.
Dalam menjalankan tugas, polwan dan polisi laki-laki tidak dibedakan dalam melaksanakan tugas. Sesama anggota juga harus saling menjaga, siapapun yang akan melakukan aktivitas diluar.
“Kami tidak boleh keluar selain dinas. Semua aktivitas dilakukan di dalam lingkungan UN, mulai dari belanja hingga olahraga,” imbuh Era.
Sempat dicegat saat jalankan tugas
Saat menjalankan tugas mengawal para petinggi PBB, ada satu momen yang membuat dirinya merasa was-was.
Yakni saat rombongannya dicegat oleh pasukan berkuda dengan senjata lengkap bak aksi film televisi.
Baca juga: Sejarah Lahirnya Polisi Wanita Diperingati Setiap 1 September, Ini Nama 6 Polwan Pertama Indonesia
Saat itu, perasaan khawatir berkecamuk di hatinya. Namun beruntungnya tidak terjadi hal yang tak diinginkan.
“Kita tidak tahu kondisi ketika keluar dari camp, itu susah diprediksi. Terkadang ada demo tiba-tiba dan konflik. Pernah mengawal ke tempat terpencil dicegat pasukan bersenjata, naik kuda, kayak di TV. Tapi ada LO kita yang negosiasi, kadang cuma minta air sama rokok,” katanya.
Sementara itu hal lain yang tak kalah membuat dirinya minder, saat mengawal petinggi PBB untuk berkunjung ke markas kepolisian lokal.
“Masuk ke markas polisi kita juga minder, karena senjata mereka lebih canggih, itu yang membuat kita deg-degan hanya bisa mengucap bismilah, bismilah,” lanjut Era.
Rindu makan Lempah Kuning
Saat ini dirinya sudah hampir satu tahun berdinas di luar negeri, berbagai tantangan pun sudah ia lalui.
Era tak menampik bahwa dirinya mengaku rindu dengan makanan khas yang ada di Bangka Belitung, seperti halnya lempah kuning.
Selain menjadi sosok hebat dan perkasa, Polwan ini juga cukup terampil untuk memasak. Hal itu ia lakukan ketika
Baca juga: Masih Ingat Brigpol Dewi? Polwan Bersuami Dipecat Gegara Selingkuh dan Sebar Video, Nasibnya Kini
“Untungnya masih bisa masak lempah kuning yang serupa agak mirip lempah kuning lah rasanya,” ucap Era.
Selain itu, guna mengatasi kerinduannya dengan kampung halaman saat pertama tugas ke Sudan, Era sampai membawa beberapa perbekalan yang tak akan ia temukan di sana.
“Saya kesini sampai bawa rusip, belacan dan calo (Terasi-red) tidak ketinggalan ketinggalan kerupuk sama kretek,” sebutnya.
Namun, ia juga mengakui, selama tugas di Sudan hal yang berat itu saat rindu dengan keluarga. Hal yang harus dia tahan, yaitu rasa rindu kepada keluarga.
“Sering telpon sama video call dengan keluarga, karena perbedaan waktu juga sedikit susah,” kata Era.
Meskipun begitu, di penghujung masa tugasnya Era berpesan kepada semua Polwan yang ada di Polda Bangka Belitung untuk dapat mengikuti jejaknya. Karena dengan hal ini banyak pengalaman yang akan didapatkan.
“Saya juga mengajak adik-adik Polwan di Polda Bangka Belitung untuk ikut serta misi seperti ini, karena seru dan menambah pengalaman dan pastinya tambah wawasan,” tukas Era. (bangkapos.com / Cepi Marlianto)
Baca juga: Mengenal Briptu Shifa Azhalia Satu-satunya Polwan Dikirim Bertugas di Afrika, Berasal dari Sulsel
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Polwan Indonesia Anak Penjual Sayur Siaga 24 Jam Tugas di Sudan, Dicegat Pasukan Kuda Bersenjata