OPINI
Menakar Logika Vaksinasi
Sejak awal kasus covid-19 berkembang di tanah air, program vaksinasi menjadi salah satu pilihan yang paling realistis.
Sementara perubahan sosial yang didesakkan dari atas adalah perubahan yang diinisiasi oleh pemerintah.
Pemberdayaan sosial memiliki keterbatas dalam keluasan cakupan dan sumber daya yang relative terbatas.
Sementara permasalahan pandemic membutuhkan kecepatan, keluasan dan sumber daya yang besar untuk menanganinya.
Pandemik covid-19 membutuhkan percepatan penanganan dan vaksinasi adalah salah satu solusinya.
Pada titik inilah, perjalanan logika vaksinasi bertransformasi dari alasan biologis ke sosiologis.
Intervensi sosial menjadi solusi untuk memobilisasi masyarakat untuk mau divaksin.
Alasan kesehatan tidak lagi menjadi sesuatu yang dominan.
Restriksi atas berbagai pelayanan public jauh lebih memiliki efek mobilitas bagi masyarakat agar mau divaksin.
Lambat laun, kesadaran public berubah dari kekuatiran biologis ke kekuatiran sosiologis.
Ketakutan terhadap restriksi pelayanan public beserta dampaknya justru mengambil alih kesadaran publik.
Publik tidak lagi memusingkan beragam informasi terkait problema vaksin.
Apa yang dimaksud kesadaran masyarakat terhadap vaksinasi tinggi justru tidaklah bermakna kesadaran dan perilaku sehat.
Namun lebih didasarkan kesadaran terhadap resiko non-kesehatan.
Warga yang berkesempatan mendaftar CASN dituntut untuk dapat menunjukkan kartu vaksinnya.
Bila tidak anda tidak lulus berkas. Kebijakan intervensi sosial penanganan covid-19 pada akhirnya berjalan efektif.