Kesehatan
Cara dan Waktu yang Tepat Berjemur di Pagi Hari untuk Hasil Maksimal
Dampak buruk sering berjeur di bawah sinar matahari adalah, sunburn atau kulit terbakar sinar matahari
TRIBUN-TIMUR.COM - Berjemur di pagi hari tidak hanya memberi efek positif untuk kesehatan tulang, namun juga memiliki efek samping jika tidak dilakukan dengan baik.
Dampak buruk sering berjeur di bawah sinar matahari adalah, sunburn atau kulit terbakar sinar matahari.
Menurut Susie Rendra SpKK FINSDV, dokter spesialis kulit dan kelamin dari Universitas Indonesia (UI), sunburn yang kasusnya lebih banyak di masa pandemi Covid-19 saat ini terjadi akibat berjemur yang berlebihan.
"Banyak pasien merasa butuh vitamin D dosis tinggi berpikir makin lama berjemur akan makin baik. Iya, tetapi selama tidak terjadi sunburn, yang ditandai kulit menjadi merah, nyeri, terasa panas dan gatal bila disentuh, serta pada beberapa pasien muncul secara cepat dalam hitungan jam, kulit kering," ungkapnya dalam diskusi media, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (28/8/2021).
Bila sudah telanjur muncul masalah sunburn, mengoleskan pelembap kulit bisa menjadi pertolongan pertama.
Menurut dr Susie, Anda sebaiknya tidak mengaplikasikanya terlalu tipis demi mengurangi gatal dan kering. Tetapi, apabila pertolongan ini tak juga membantu, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Dalam beberapa kasus, berjemur yang berlebihan juga bisa menimbulkan lenting-lenting air di kulit dan ini membutuhkan penanganan lebih lanjut.
Di sisi lain, untuk sebagian orang, berjemur juga dapat memunculkan kelainan kulit akibat pajanan sinar matahari antara lain ruam khususnya pada mereka yang kulitnya sensitif.
Ruam ini biasanya muncul dalam bentuk titik-titik kemerahan, terasa gatal dan lebih sering berada pada area tidak tertutup pakaian seperti lengan atau daerah leher.
Jadi, harus bagaimana agar berjemur tak justru berdampak buruk bagi kulit?
Dokter Susie menyarankan Anda mengatur waktu dan lama jemur. Anda bisa mempertimbangkan UV indeks yang salah satunya bisa ditemukan di ponsel pintar Anda untuk mengetahui waktu berjemur yang aman.
"Saya biasanya di antara 5 dan 6, itu UV indeks relatif aman, 15–30 menit. Harus setiap hari? Tidak, kadang-kadang 3 kali seminggu cukup," jelasnya.
Cara berjemur di bawah sinar matahari
Biasanya disarankan untuk berjemur ketika matahari mulai naik sampai maksimal pukul 10 pagi.
Sebaliknya, sinar matahari pukul 12 siang dianggap berbahaya bagi kulit dan dapat memicu kanker.
Berjemur harus dilakukan secara langsung di bawah panas matahari dan di tempat terbuka. Maka dari itu, berjemur di balik jendela kantor, seperti yang sering dilakukan pegawai kantoran, tidak ada manfaatnya.
Pasalnya, jendela gedung yang cenderung tebal dapat mengeblok UVB (sinar ultraviolet B) yang bermanfaat untuk tubuh.
Di sisi lain, sinar UVA (sinar ultraviolet A) tetap tembus sehingga aktivitas kita berjemur akan sia-sia belaka.
UVB baik untuk kesehatan termasuk untuk menjaga daya tahan tubuh, kesehatan tulang, dan terhindari dari virus Covid-19.
Hal ini dimungkinkan dengan adanya vitamin D yang diproduksi dengan bantuan sinar matahari ketika tubuh kita berjemur.
Masyarakat Indonesia sendiri masih banyak yang kekurangan kadar vitamin D dalam tubuhnya. Hal ini tergolong ironis karena kita tinggal di negara tropis yang kaya dengan sinar matahari.
Hal ini tidak lain karena salah pemahaman yang berkembang selama ini di masyarakat. Selain itu, masih ada ketakutan kulit menjadi hitam atau risiko kanker kulit akibat paparan sinar mentari.
Itulah waktu terbaik untuk berjemur di bawah sinar matahari. Jangan lagi salah waktu dalam berjemur di bawah sinar matahari agar tidak sia-sia.(*)