Komentar Eko Kuntadhi Lihat Ibas Yudhoyono Raih Gelar Dokter dengan IPK 4.0: Einstein Bakal Minder
"Alhamdulillah. Adakah orang Indonesia yang lebih cerdas dari Ibas? Lulus dengan IPK 4.0"
Ibas menilai, pemerintah terlihat tak berdaya menangani pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua.
Ia pun mengambil sejumlah contoh di antaranya kelangkaan tabung oksigen yang menunjukkan lemahnya antisipasi pemerintah terhadap penanganan Covid-19.
"Bagaimana mungkin tabung oksigen disumbangkan ke negara lain, tapi saat rakyat sendiri membutuhkan, barangnya susah didapat,” ucapnya.
Menurut Ibas, kasus tabung oksigen merupakan preseden buruk. Hal itu memperlihatkan bahwa pemerintah seolah-olah kurang sigap mempersiapkan kebutuhan untuk menjawab gejala-gejala yang muncul sebelumnya.
"Kan ada varian baru di negara lain. Kita tahu, itu bukan tak mungkin masuk ke negara kita. lalu muncul kasus-kasus baru, kemudian angka yang kita khawatirkan juga terjadi, dan lain sebagainya," terang dia.
"Itu semua gejala-gejala yang rasanya mudah dibaca dan terkait dengan kesiapan kita dalam menyediakan kebutuhan medis. Tidak ada yang mendadak. Karena pandemi kan sudah masuk tahun kedua, jadi harusnya bisa diantisipasi," kritik Ibas.
Di sisi lain, Ibas juga meminta pemerintah tegas mengambil keputusan soal vaksin. Jika vaksin yang sebelumnya tidak cukup manjur, kata dia, segera sediakan vaksin yang lebih baik.
Kemudian, ia juga menekankan percepatan vaksinasi di kota dan di desa atau daerah ekstrim penularan Covid-19 harus menjadi prioritas.
"Sehingga kita bisa hidup normal lagi seperti negara lain, seperti beberapa negara di Eropa, misalnya,’’ pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com