Timor Leste
Timor Leste pada Fase Terburuk dari Pandemi Covid-19, Negara Malah Saling Sikut dan Vaksinasi Lambat
Bak nyaris dibiarkan sekarat sendiri, Timor Leste ternyata baru saja melalui fase terburuk dari Pandemi Covid-19, negara malah saling sikut
TRIBUN-TIMUR.COM - Jumlah pasien positif Covid di Timor Leste menggila pada sebulan terakhir.
Namun Timor Leste mampu melewati tahap terburuk dari pandemi Covid-19 yang terjadi di negara bekas provinsi ke-27 Indonesia itu.
Kasus baru mencatat rekor, demikian pula dengan jumlah pasien yang dirawat dan korban yang meninggal.
Semuanya disebabkan oleh varian Delta, varian baru Covid-19.
Dalam analisis periode antara 16 dan 22 bulan ini, dokumen tersebut menunjukkan bahwa ada 1.651 kasus baru covid-19.
Kemudian sebanyak 54 rawat inap pasien dalam kondisi serius atau sedang dan 18 kasus kematian.
Fakta ini menjadikan Agustus sebagai bulan paling mematikan secara keseluruhan atas pandemi di Bumi Lorosa'e.
Sejak 1 Maret, 365 orang memerlukan rawat inap, 54 di antaranya dalam minggu terakhir saja, dalam "jumlah kasus mingguan tertinggi sejak awal pandemi".
Analisis mingguan ini disusun Pilar 3 Kemenkes bersama “satgas” Pencegahan dan Mitigasi Covid-19 di Ruang Situasi Integrated Center for Crisis Management (CIGC).
Institut Kesehatan Nasional Timor, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tim Dukungan Medis Australia (AusMAT) dan Sekolah Penelitian Kesehatan Menzies, yang mendukung Laboratorium Nasional Timor di Dili dalam pengujian covid-19, juga berpartisipasi dalam penelitian ini.
"Ini adalah minggu pandemi paling mematikan di Timor Timur.
"Tingginya jumlah kematian terkait dengan covid-19 minggu ini menunjukkan tingginya bobot covid-19 di negara ini,
"Dengan tingkat kematian, yang mengukur kematian sehubungan dengan kasus positif, menjadi 1%,” ujar buletin yang disusun Kemenkes Timor Leste dikutip dari rtp.pt.
Tercatat para korban yang meninggal tidak sempat divaksin, sedangkan pada kasus infeksi baru hanya 19% sudah divaksin.
"Dalam seminggu terakhir, 76% pasien yang dirawat di rumah sakit tidak divaksinasi dan hanya 20% yang memiliki vaksinasi lengkap," tulis buletin tersebut.