Tribun Makassar
Lurah Banta-Bantaeng Kirim 5 Pasien Covid-19 ke Isolasi Apung Terpadu
Pihaknya mendapat laporan jika ada pasien Covid-19 meninggal dengan status positif Covid-19.
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lurah Banta-Bantaeng, Kecamatan Rappocini, Akhmad Muhajir Arif telah mengirim lima pasien Covid-19, untuk melakukan isolasi mandiri di KM Umsini, Selasa (24/8/2021).
Akhmad mengatakan total keseluruhan warga Banta-Bantaeng yang sedang menjalani isolasi apung terpadu mencapai 6 orang.
Ia menceritakan, pihaknya mendapat laporan jika ada pasien Covid-19 meninggal dengan status positif Covid-19.
Sehingga, dilakukan tracing kepada 10 orang anggota keluarga serumah.
"Jadi kemarin kami mendengar ada saudara dari keluarga pasien meninggal dengan status positif Covid. Jadi kami lakukan tracing ke lapangan dengan melibatkan semua stakeholder eksternal, baik itu Korlu Bimnas, maupun Puskesmas," ujarnya.
"Kita melakukan tracing dengan antigen, akan tetapi hasilnya negatif, tapi kami swab lagi PCR, dan hasilnya dari 10 orang yang diperiksa 5 negatif, dan 5 lainnya positif," lanjutnya.
Sehingga mereka langsung diarahkan untuk melakukan isolasi di KM Umsini.
"Alhamdulillah kami memberikan edukasi yang baik kepada warga tersebut, dan mereka semua siap untuk isolasi apung," katanya.
Akhmad menjelaskan, selain karena intruksi dari Wali Kota Makassar, hal ini juga merupakan tanggung jawabnya sebagai lurah untuk ikut menyukseskan program Makassar Recover.
"Karena kalau bukan inisiasi lurah, memang susah mensukseskan ini program Makassar Recover. Kedepannya Insya Allah kami akan terus melakukan tracing," terangnya.
"Bahkan ada lagi laporan dari RT bahwa ada yang terkonfirmasi dari data puskesmas dan Insya Allah kami akan lakukan lagi tracing," sambungnya.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat, jika mereka berstatus positif Covid-19 namun tanpa gejala, untuk segera melakukan isolasi terpadu.
"Saya sampaikan, jika sifatnya OTG (Orang Tanpa Gejala) untuk bisa isolasi di kapal apung, karena Alhamdulillah, melihat berbagai testimoni pasien kapal, itu positif semua. Mereka nyaman dengan pelayanan, baik fasilitas konsumsi maupun fasilitas petugas di atas kapal," katanya.
Kebanyakan warga yang melakukan isolasi apung hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 hari untuk sembuh.
"Jadi saya melihat isolasi apung ini memang sangat positif, dan saya harap kepada masyarakat untuk bisa lebih sadar terhadap prokes, dan juga sadar untuk melaporkan apabila ada warga yangg OTG agar bisa melaporkan ke kelurahan maupun kecamatan," tutupnya.