Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Tribun Timur

Ventilasi, Solusi Lain untuk Penanggulangan Covid-19

Selain 3 rekomendasi utama tersebut, Ada beberapa tambahan rekomendasi terkait system ventilasi atau pengendalian udara dalam ruangan secara umum.

Editor: AS Kambie
TRIBUN TIMUR/DIAN AMELIA
Direktur Eksekutif Yayasan Hadji Kalla, Mohammad Zuhair 

Oleh: Mohammad Zuhair
Alumnus Teknik Mesin Unhas

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Berbagai penelitian telah menyimpulkan bahwa SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19 lebih mudah menular antar manusia dari jarak dekat melalui inhalasi, khususnya di ruang tertutup.

Terlebih lagi dengan adanya kesimpulan bahwa varian baru dari virus tersebut, delta, lebih mudah ditularkan.

Agar terhindar dari penularan, isi kampanye umum yang kita tahu adalah melakukan 3 M (masker, mencuci tangan, menjaga jarak), yang merupakan upaya yang dapat dilakukan secara individual.

Namun jarang kita mendengar kampanye upaya yang perlu dilakukan di level komunal/kelembagaan.   

Padahal ada satu faktor penting dalam pencegahan penyebaran virus penyebab covid-19 yang pelaksanaannya kemungkinan besar hanya bisa dilaksanakan di level komunal/kelembagaan, yaitu ventilasi, khususnya di gedung yang dipakai secara komunal/umum, seperti kantor, rumah makan, sekolah, dan lain-lain.

Terlebih lagi jika mengingat bahwa sebagian besar manusia menghabiskan waktu sehari-hari mereka di dalam lingkungan ruangan tertutup.

Sebuah jurnal bidang kedokteran di Inggris dalam salah editorialnya beberapa bulan lalu menyatakan orang lebih mungkin terinfeksi penyakit di ruangan dengan jendela yang tidak dapat dibuka atau tidak memiliki sistem ventilasi. Sehingga perlu memberi perhatian khusus kepada hal ini.

Lembaga ISO mendefinisikan ventilasi adalah proses penyediaan udara luar ruang atau bangunan dengan cara alami atau mekanis.

Prinsip kerjanya adalah mengganti udara yang terkontaminasi dengan udara bersih. Terkait konteks penggunaan system ventilasi sebagai alat pencegahan penularan penyakit menular, kita perlu merujuk ke system yang diterapkan di lingkungan rumah sakit.

Dua ciri khas system ventilasi di rumah sakit adalah pengunaan jendela sebagai ventilasi alami dan pengaturan volume udara di system ventilasi mekanisnya.

Namun sayangnya system ventilasi di gedung umum tidak dirancang untuk mencegah penularan penyakit seperti di rumah sakit.

Mulai dari jumlah jendela yang lebih terbatas (khususnya di gedung bertingkat tinggi) sampai ke system ventilasi mekanis yang membatasi aliran udara untuk penghematan energi dan biaya.

Sehingga jika ada orang yang terinfeksi penyakit yang menular melalui udara, lebih besar kemungkinan berbagi udara dengan orang lain di dalam gedung tersebut, menimbulkan risiko infeksi yang berkontribusi pada penyebaran penyakit yang sama.

Solusi yang ditawarkan oleh puluhan ahli multi disiplin ilmu, melalui satu artikel di jurnal Environment International edisi September 2020, kepada pengelola gedung non-rumah sakit adalah melakukan modifikasi system ventilasi.

Namun, hal tersebut bukan pekerjaan yang sederhana, karena sistem ventilasi mekanis biasanya dirancang untuk bangunan individual dalam parameter operasi standar tertentu.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved