Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Luwu Utara

Satu Korban Insiden Pincara Terbalik di Desa Beringin Jaya Luwu Utara Ditemukan Meninggal

Satu korban pincara terbalik di Sungai Rongkong, Desa Beringin Jaya, Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan

Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Sudirman
warga
Satu korban pincara terbalik di Sungai Rongkong, Desa Beringin Jaya, Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, ditemukan meninggal, Kamis (19/8/2021) sore 

TRIBUNLUTRA.COM, BAEBUNTA SELATAN - Satu korban pincara terbalik di Sungai Rongkong, Desa Beringin Jaya, Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, ditemukan meninggal, Kamis (19/8/2021) sore.

Korban yang ditemukan bernama Manasia (50), warga Dusun Melati, Desa Beringin Jaya.

"Satu sudah ditemukan, yang ibu-ibu," kata salah seorang warga, Husnul, dari lokasi kejadian via telepon.

Mayat Manasia ditemukan setelah Tim SAR dibantu warga melakukan pencarian selama tiga hari atau sejak Selasa.

"(Mayat) sudah dibawa ke rumah duka," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, kedua korban yang dicari adalah Manasia (50) dan Fivo (10).

Humas Basarnas Palopo, Usman, mengatakan, pihaknya menurunkan dua unit perahu karet dan sejumlah perahu milik warga.

Ia mengakui, pencarian yang dilakukan oleh tim SAR dibantu warga menemui beberapa kesulitan.

Misalnya arus air sungai deras, banyak kayu, dan air keruh.

"Airnya sangat keruh, jadi tim tidak bisa menyelam," katanya.

Sementara Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, berharap kedua korban bisa secepatnya ditemukan.

"Kita berharap kedua korban bisa segera ditemukan," tuturnya.

Korban hilang setelah insiden pincara terbalik di Sungai Rongkong, Selasa kemarin.

Pincara mengangkut puluhan orang yang hendak menyeberang ke kampung sebelah.

Pincara merupakan satu-satunya akses warga untuk menyerberang.

Kelebihan Muatan

Pincara yang terbalik di Sungai Rongkong, Desa Beringin Jaya, Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, kelebihan muatan.

Demikian dikatakan Kapolsek Baebunta, Ipda Nelti.

Selain kelebihan muatan, pada pincara tersebut tidak ada manifest penumpang dan alat keselamatan (pelampung).

"Saat kejadian, debit air sungai sedang meningkat atau arusnya cukup deras," kata Nelti.

"Banyaknya jumlah penumpang turut menjadi penyebab mesin perahu tidak mampu melawan air," tuturnya.

Pincara merupakan satu-satunya akses yang dapat digunakan warga.

Bila ingin menyeberangi Sungai Rongkong setelah jembatan gantung hanyut akibat banjir bandang tahun lalu.

"Karena merupakan pengadaan swadaya, pengelolaan perahu penyebrangan dilakukan secara sederhana oleh warga, tanpa adanya manifest serta perangkat keselamatan berupa pelampung," jelasnya.

Kedua korban yang belum ditemukan kemungkinan telah tenggelam dan terbawa arus sungai hingga ke wilayah Kecamatan Malangke Barat.

"Luasnya area pencarian serta keruh dan derasnya air sungai menyulitkan upaya pencarian yang dilakukan oleh tim SAR," tuturnya.

Peristiwa ini, lanjutnya terjadi Selasa (17/8/21) sekitar pukul 09.00 Wita.

"Pincara dikemudikan oleh lelaki Firman alias Aco," katanya.

Ia menjelaskan, pincara berupa dua unit perahu yang dipasang sejajar dengan jarak sekitar satu meter.

"Kemudian dipasangi lantai berupa papan kayu untuk menampung penumpang dan barang," katanya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved