Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Taliban

Pantas China Langsung Lengket dengan Taliban, Ternyata Ini yang Diincar

Sebelum mengambil alih Afghanistan, kelompok Taliban mencari dana dari perdagangan opium dan heroin.

Editor: Muh. Irham
AP Photo Deutsche Welle
Pegunungan Aynak yang tandus di Afghanistan menyimpan cadangan tambang mineral yang luar biasa besar, dari tembaga, besi, dan emas. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Alam Afghanistan dikenal sangat keras, penuh dengan bebatuan cadas dan kering kerontang.

Tak heran jika ada lelucon satir yang menyebutkan bahwa pada akhir hari ketujuh saat Tuhan selesai menciptakan alam semesta, Tuhan menempatkan semua batu-batuan sisa yang tidak terpakai di Afghanistan.

Itulah mitos setengah bercanda tentang kerasnya alam Afghanistan, namun kini berubah menjadi harta karun luar biasa.

Seperti dilaporkan Deutsche Welle, Rabu, (18/08/2021), Taliban yang kini berkuasa di Afghanistan, sekarang punya keunggulan finansial dan geopolitik yang dahsyat.

Sebelum mengambil alih Afghanistan, kelompok Taliban mencari dana dari perdagangan opium dan heroin.

Sekarang kelompok itu secara efektif memerintah sebuah negara dengan sumber daya yang dibutuhkan China dan adidaya lain di dunia untuk menumbuhkan ekonominya.

Pada tahun 2010, sebuah laporan oleh para ahli militer dan ahli geologi Amerika Serikat (AS) memperkirakan, Afghanistan memiliki kekayaan mineral hampir 1 triliun dolar AS.

Ini karena salah satu negara termiskin di dunia itu memiliki tabungan mineral besi, tembaga, lithium, kobalt, emas, dan rare-earth yang sangat besar. Belum lagi tabungan minyak bumi yang baru saja ditemukan.

Dua dekade terakhir semasa pendudukan Amerika Serikat, sebagian besar sumber daya tersebut tak tersentuh karena kekerasan dan situasi keamanan yang ekstrim.

Sekarang, nilai dari tabungan mineral itu telah meroket luar biasa, dipicu oleh transisi global ke energi hijau.

Sebuah laporan pemerintah Afghanistan tahun 2017, menindaklanjuti penelitian AS sebelumnya, bahkan memperkirakan kekayaan mineral negara itu mungkin mencapai 3 triliun dolar, termasuk bahan bakar fosil. Itu berapa rupiah ya? Tentu banyak sekali karena sekitar 3 kali produk domestik bruto Indonesia.

Lithium, yang digunakan dalam baterai untuk mobil listrik, ponsel pintar dan laptop, memiliki permintaan gila-gilaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Pertumbuhan tahunan akan permintaan lithium mencapai 20 persen, jauh melesat dari beberapa tahun lalu yang hanya sekitar 5 - 6 persen.

Memo Pentagon menyebut Afghanistan adalah Arab Saudi-nya lithium dunia. Memo itu memproyeksikan deposit lithium satu provinsi di Afghanistan bisa menyamai Bolivia, salah satu yang terbesar di dunia.

Kita belum membicarakan tabungan batu mulia kualitas wahid seperti zamrud yang terserak di seantero Afghanistan.

Peta sumber daya mineral Afghanistan, mulai tembaga, emas, lithium untuk baterai kendaraan listrik, batu mulia, hingga rare earth yang sangat dibutuhkan teknologi tinggi termasuk komputer, pemandu peluru kendali, dan satelit, (Sumber: Deutsche Welle)
Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved