Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Meutya Hafid

Masih Ingat Meutya Hafid Wartawan Indonesia Disandera saat Perang? Kini Jadi Pimpinan DPR RI Senayan

Semoga masih ingat Meutya Hafid wartawan perang Indonesia sempat Disandera di Perang Irak? Kini Jadi Pimpinan di DPR RI, pernah Jubir Jokowi

Editor: Mansur AM
Tribunnews
Mantan wartawan perang Indonesia, Meutya Hafid 

Komisi di Dewan yang pimpinannya kerap diidentikkan dengan laki-laki.

Hal ini karena Komisi I membawahi urusan kemiliteran, pertahanan, dan intelijen.

Di bawah kepemimpinannya, mitra kerja Meutya Hafid mulai dari Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto berserta kepala staf, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Kepada Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan, Menteri Komunikasi dan Informasi Johni G Plate.

Tak hanya itu, mitra kerja Komisi I juga adalah Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas); Badan Keamanan Laut (Bakamla), Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas), Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI), Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI), Dewan Pers, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat,  Komisi Informasi Pusat (KI Pusat), Lembaga Sensor Film (LSF) dan Perum LKBN Antara.

Meutya Hafid memimpin 47 anggota Komisi I dari berbagai partai politik serta 4 wakil ketua Komisi I.

Sebenarnya Meutya Hafid bukan nama yang asing lagi bagi dunia pers tanah air.

Kiprahnya saat menjadi wartawan terbilang sangat mengagumkan.

Utamanya dia ditugaskan meliput langsung sejumlah perang di berbagai dunia.

Pada 18 Februari 2005, Meutya diculik dan disandera oleh sekelompok pria bersenjata ketika sedang bertugas di perang Irak.

Dia akhirnya dibebaskan pada 21 Februari 2005.

Pada tanggal 28 September 2007, Meutya melaunching buku yang ia tulis sendiri yaitu "168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak".

Presiden SBY kala itu menghadiri langsung peluncuran bukunya.

Tak hanya itu, Meutya juga pernah ditugaskan sebagai jurnalis pada konflik Palestina (2007), Meliput Pemilu Australia/ pergantian kepemimpinan di Australia (2007), Kudeta Militer Thailand (2006), Konflik Thailand Selatan (2006), Pemilu Irak (2005), Dialog Pemimpin Muslim dunia di Rusia tahun 2005.

Serta berbagai liputan dan pelaporan langsung didalam negeri diantaranya darurat militer di Aceh (2003), Tsunami Aceh (2005), Perjanjian Damai Aceh (2005), Pemusnahan senjata di Aceh (2005).

Sebelum tidak lagi aktif dalam dunia jurnalistik, Meutya melaporkan dan menjadi host berbagai program election/ Pilkada di berbagai provinsi diantaranya Jawa Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved