Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Suriah Menang Sedang Afghanistan Kalah Perang, DS: yang Membedakan Mereka Hanyalah Rasa Nasionalisme

Suriah dan Afghanistan sama-sama dilanda perang. Pemerintah Suriah melawan ISIS, sementara pemerintah Afghanistan melawan kelompik Taliban.

Editor: Sakinah Sudin
AP PHOTO/ABDULLAH SAHIL via Kompas.com
Milisi Taliban berjaga di kota Kunduz, Afghanistan utara, Senin (9/8/2021). Taliban menyerang secara agresif dalam beberapa pekan terakhir, menargetkan sejumlah ibu kota provinsi untuk diduduki setelah menguasi distrik demi distrik.(AP PHOTO/ABDULLAH SAHIL) 

Bashar al Assad bahkan diminta menyerah, bukan saja oleh negara2 Eropa, tapi juga oleh Indonesia yang waktu itu dipimpin SBY sebagai Presidennya.

Kegigihan Bashar al Assad dan rakyat Suriah, mendapat perhatian serius dari Iran dan Rusia.

Mereka tidak ingin Suriah jatuh ke tangan ISIS karena itu berarti kawasan Timur Tengah akan terancam jadi medan perang besar.

Rusia langsung mengirimkan pesawat tempurnya.

Karena Rusia sudah ikut campur, AS yang awalnya membiayai ISIS, langsung berbalik memerangi utk mendapat simpati.

Bashar berhasil membalikkan keadaan.

Rakyatnya turun ke jalan, bertempur melawan ISIS dan Alqaeda.

Mereka akhirnya menang.

7 tahun pertempuran Suriah, mengajarkan banyak hal ke saya.

Bahwa nasionalisme itu sangat penting.

Pemimpin yang kuat itu sangat penting.

Pada akhirnya saya sadar, seberapa besarpun harta yang saya punya, tidak akan lagi berarti ketika negara hilang.

Beda dengan Afghanistan.

Nasionalisme mereka terhadap negara tidak ada.

Mereka hanya loyal kepada klan mereka.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved