Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Taliban Afghanistan

Tahun 1996-2001 saat Taliban Berkuasa di Afghanistan, Para Perempuan Dilarang Sekolah dan Bekerja

Taliban berkuasa di Afghanistan pada tahun 1996-2001. Di bawah kepemimpinan kelompok itu, gadis-gadis dan wanita tak boleh bersekolah maupun bekerja.

Editor: Sakinah Sudin
AP PHOTO/ABDULLAH SAHIL via Kompas.com
Milisi Taliban berjaga di kota Kunduz, Afghanistan utara, Senin (9/8/2021). Taliban menyerang secara agresif dalam beberapa pekan terakhir, menargetkan sejumlah ibu kota provinsi untuk diduduki setelah menguasi distrik demi distrik.(AP PHOTO/ABDULLAH SAHIL) 

Gadis-gadis dan wanita Afghanistan khususnya menanggung beban rezim Taliban, yang melarang mereka untuk bersekolah dan kerja.

Laporan menunjukkan bahwa kelompok tersebut telah menggunakan taktik lama untuk menindas perempuan atas nama "sistem Islam yang asli".

Taliban kembali berjanji untuk memulihkan perdamaian dan keamanan bagi para pengikutnya sementara ratusan ribu warga sipil mengungsi karena takut akan penganiayaan.

4. Mengapa AS Ikut Berperang di Afghanistan dan Mengapa Berlangsung Sangat Lama?

Dilansir BBC.com, kembali pada 2001, AS mengalami serangan mematikan 9/11 di New York dan Washington, di mana hampir 3.000 orang tewas.

Para pejabat mengidentifikasi kelompok militan al-Qaeda, dan pemimpinnya Osama Bin Laden, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu.

Bin Laden berada di Afghanistan, di bawah perlindungan Taliban, kelompok Islamis yang telah berkuasa sejak 1996.

Ketika Taliban menolak untuk menyerahkannya, AS melakukan intervensi militer.

AS dengan cepat menyingkirkan Taliban dan bersumpah untuk mendukung demokrasi dan menghilangkan ancaman teroris.

Para militan menyelinap pergi dan kemudian berkumpul kembali.

Sekutu NATO telah bergabung dengan AS dan pemerintah Afghanistan baru mengambil alih pada 2004 tetapi serangan mematikan Taliban terus berlanjut.

"Gelombang pasukan" Presiden Barack Obama pada 2009 mampu menekan kembali Taliban tetapi itu tidak berlangsung lama.

Pada tahun 2014, pada akhir tahun paling berdarah sejak 2001, pasukan internasional NATO mengakhiri misi tempur mereka, menyerahkan tanggung jawab keamanan kepada tentara Afghanistan.

Hal itu menjadikan momentum bagi Taliban untuk merebut lebih banyak wilayah.

Pembicaraan damai antara AS dan Taliban dimulai secara sementara.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved