Tribun Palopo
Viral Jadi Tukang Tambal Ban, Gadis Remaja Asal Palopo Ditawari Beasiswa di Universitas Mega Buana
Nama Hasmiani (18) mendadak viral di sosial media. Hasmiani adalah gadis remaja di Kota Palopo yang bekerja sebagai tukang tambal.
Penulis: Arwin Ahmad | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, PALOPO - Nama Hasmiani (18) mendadak viral di sosial media.
Hasmiani adalah gadis remaja di Kota Palopo yang bekerja sebagai tukang tambal.
Sebagai seorang gadis remaja, aktivitasnya menjadi seorang tukang tambal ban merupakan hal yang tidak biasa.
Karena profesi tersebut umumnya dilakoni oleh laki-laki.
Hasmiani mendapat banyak dukungan dari berbagai kalangan setelah beritanya viral di media sosial.
Gadis tamatan SMA Soyojaya itu mendapat tawaran beasiswa dari salah Universitas Mega Buana.
Universitas Mega Buana merupakan salah satu kampus swasta di Kota Palopo.
"Iya kak tadi saya ditelpon dari pihak kampus, katanya mau dikasih beasiswa sampai wisuda," kata Hasmiani ditemui tribun-timur.com, Jumat (6/8/2021) siang.
"Infonya dari kampus mau wawancara saya secara online hari Sabtu besok," ujarnya.
Ia pun mengaku tak pernah menyangka dirinya bakal seviral itu.
"Saya tidak sangka mau sampai begini, rasanya seperti mimpi tiba-tiba viral begini," ucap Hasmiani.
Kendati demikian, ia merasa bahagia karena mendapat banyak dukungan berbagai pihak.
"Senang sekali, semua orang mendukung. Apalagi ditawari beasiswa kuliah," ujarnya.
"Saking senangnya saya tidak tidak tahu berkata-kata lagi kak. Intinya terima kasih untuk semuanya," tuturnya.
Sebelumnya, Hasmiani menggeluti pekerjaan sebagai tukang tambal ban di Kota Palopo belum sebulan.
Berawal dari hobi terhadap motor, hingga ia memberanikan diri membuka bengkel sendiri.
Alamat bengkelnya di jalan poros Trans Sulawesi, Kelurahan Buntu Datu, Kecamatan Bara, Kota Palopo, Sulsel.
Dengan modal semangat, ia menyewa sebuah bangunan kayu berukuran sekitar 4 x 4 meter.
Anak bungsu dari empat bersaudara ini pun mengaku tidak malu melakoni profesi tersebut.
Meski ada saja cibiran dari luar, namun ia selalu dikuatkan oleh tekadnya serta motivasi dari orang-orang terdekatnya.

"Kadang teman-teman lain bilang tidak malu kah itu," ujarnya.
Namun ia tetap mensyukuri pekerjaan yang ia lakoni saat ini karena bisa menghasilkan uang sendiri.
"Bersyukur kak bisa menghasilkan uang sendiri, dan tidak minta lagi sama orangtua," ucapnya.
"Kadang juga saya posting di sosmed ditanggapi sama guru-guru dan teman dikasih semangat," ujarnya lagi.
Kini bengkel tersebut ia kelola dibantu dua orang karyawannya.
Dengan peralatan yang seadanya, ia tetap fokus membesarkan bengkel tersebut, dibantu dua orang karyawan.
Ia pun bercita-cita suatu saat ia bisa menjadi seorang pengusaha yang sukses dan membanggakan orang tuanya. (*)