PSM Makassar
Ini 6 Pemain dan Pelatih PSM Makassar, Dikenang Suporter Prestasi dan Kontribusi hingga Akhir Hayat
Berikut ini nama-nama mantan pemain dan pelatih PSM yang sudah kembali ke haribaanNya dengan prestasi yang layak diacungi jempol.
6. Ansar Razak
Salah satu gelandang terbaik PSM Ansar Razak saat memperkuat PSM di musim 1991-1996
PSM Makassar tercatat sebagai salah satu tim penyumbang gelandang terbaik.
Tercatat, dalam kurun waktu tiga dekade terakhir sejumlah nama mampu menembus Timnas Indonesia.
Di era tahun 2000 misalnya, nama Syamsul Chaeruddin menjadi salah satu gelandang asal Sulsel yang tembus di skuad merah putih.
Gelandang asal Kabupaten Gowa itu dikenal sebagai pemain enerjik dengan daya jelajah tinggi.
Ia turut membawa Laskar Pinisi di final Liga Indonesia tahun 2001.
Syamsul lantas masuk ke Timnas U-20 untuk tampil di turnamen Piala Sultan Hassanal Bolkiah di Brunei Darussalam.
Kariernya di Timnas Indonesia terus berlanjut sampai 2009. Dg Sila sapaan akrabnya bahkan turut serta tampil di Piala Asia 2004 dan 2007.
Sebelum Syamsul, ada pula nama (alm) Ansar Razak yang merupakan gelandang PSM kelahiran Makassar, 19 Januari 1974.
Sejarah mencatatkan bahwa musim terbaiknya terjadi pada 1994-1998 silam bersama tim asal Makassar itu.
Namun sebelum itu, dia telah muncul di awal tahun 1991. Akan tetapi, PSSI menjatuhkan sanksi kepadanya.
Hal itu lantaran dituding jadi pemicu perkelahian kala PSM berhadapan Persib Bandung di final Piala Perserikatan 1991/1992.
Namanya muncul kembali saat mampu membawa PSM menembus partai puncak pada Liga Indonesia 1995-1996.
Kala itu, PSM berhadapan Mastrans Bandung Raya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) tetapi PSM takluk dengan skor 0-2.
Meski begitu, Ansar tercatat sebagai salah satu pemain yang menonjol di partai tersebut.
Alhasil, dia berhasil tembus skuad merah putih yang tampil di Piala Asia 1996 di Uni Emirat Arab.
Saat itu, Bima Sakti menjadi salah satu saksi bagaimana Ansar Razak bermain di lapangan hijau di level timnas.
Ia menegaskan bahwa Ansar bermain tanpa kompromi dalam setiap pertandingan.
"Sewaktu saya masih bermain di Pelita Jaya, jika berhadapan dengan PSM, kami pasti was-was kalau bertemu Ansar," ujar Bima Sakti dilansir dari laman The Maczman, Sabtu (25/4).
Senada diungkapkan Yeyen Tumena yang menyebut Ansar Razak dikenal sebagai gelandang bertahan yang getol bertarung. Indonesia ikut putaran final Piala Asia 1996 untuk pertama kalinya.
Timnas Indonesia ketika itu satu grup dengan Korea Selatan, Uni Emirate Arab (tuan rumah) dan Kuwait.
Ansar Razak dkk hanya mampu meraih satu poin saat menahan Kuwait dengan skor 2-2.
Gol saat itu dicetak Widodo C Putro (20') dan Rony Wabia (40' di Stadion Syekh Zayed, Abu Dhabi.
Laga berikutnya Indonesia kalah 4-2 dari Korsel. Lalu kalah 2-0 dari UEA.
"Ia berkarakter. Tak pernah mendukung situasi lawan apa pun, licik dan pintar.
"Ini membuat kami berdua dipanggil Timnas Piala Asia 1996 di Abu Dhabi," tegas Yeyen Tumena yang merupakan rekan setim Ansar di PSM di era 1995.
Luciano Leandro yang juga pernah bermain bersama Ansar Razak mengagumi mental dan jiwa kepemimpinan yang dimiliki Ansar Razak.
"Dia seorang yang saya hormati. Sebagai pemain dia punya mental yang kuat dan selalu memberi semangat untuk kita semua di lapangan.
"Dia kalau masuk lapangan selalu memberikan nyawa untuk PSM menang", ujar Luciano Leandro
Namun karier Ansar harus terhenti di usia yang masih sangat muda, 24 tahun.
Ansar mengalami kecelakaan lalulintas di sekitar Panaikang Jl Urip Sumoharjo Kota Makassar yang merenggut nyawanya pada 30 Desember 1998.
Reinkarnasi Masa Kini
Sejumlah pemain asal Makassar disebut-sebut menjadi rienkarnasi atau jelmaan dari sosok Ansar Razak.
Nama-nama seperti Syamsul Chaeruddin, Rasyid Bakri, Muh Arfan bahkan Asnawi Mangkualam Bahar.
Sosok Asnawi menjadi pemain paling terakhir sebagai rienkarnasi Ansar Razak di PSM sejak tahun 2017 sampai saat ini.
Apalagi, memasuki musim 2018, Asnwai resmi mengganti nomor punggung 14 yang ditinggalkan Ansar Razak.
Saat itu, Asnawi mengaku ingin mengembalikan kejayaan nomor punggung 14 di PSM. Sosok Ansar Razak tak lain merupakan paman dari Asnawi.
"Peran keluarga jadi alasan saya ganti nomor punggung. Utamanya Bapak saya (Bahar Muharram).
"Tetapi jujur, perubahan nomor punggung ini juga murni keinginan saya," tegas Asnawi.(cr3)