Tribun Makassar
Awal Mula Berdirinya Komunitas Satu Atap, Lentera Bagi Anak Disabilitas
Andi Aisyah Alqumairah erbsama rekannya mendirikan Komunitas Satu Atap yang menyuarakan anti diskriminasi bagi penyandang disabilitas.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Andi Aisyah Alqumairah, Mahasiswa Berprestasi peringkat III Universitas Hasanuddin (Unhas) tahun 2018 berperan aktif menyuarakan anti diskriminasi bagi penyandang disabilitas.
Kepedulian Aisyah yang juga lumni program studi Psikologi, Fakultas Kedokteran angkatan 2015 tersebut diwujudkan melalui Komunitas Satu Atap.
Aisyah mendirikan komunitas ini bersama rekannya yang kala itu tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M).
Komunitas bidang pendidikan ini bertujuan menghapuskan diskriminasi, terutama kepada anak-anak penyandang disabilitas.
Mereka diajak ke Sekolah Dasar (SD) anak-anak normal, dan sebaliknya.
Aisyah menjelaskan kehadiran komunitas tersebut merupakan bagian dari pengalaman dan pengamatan pribadinya.
Menututnya, masih banyak masyarakat yang belum menghargai keberadaan atau merasa asing dengan kalangan disabilitas.
Sehingga, muncul kecenderungan berperilaku kurang baik atau tidak terbuka kepada para disabilitas.
"Waktu itu saya dan rekan-rekan berpikir bahwa kita butuh gerakan yang lebih massif untuk menyuarakan anti diskriminasi terhadap kalangan disabilitas. Komunitas ini kemudian hadir dengan kurang lebih 250 relawan dan 300-an peserta didik yang tersebar di beberapa cabang," jelas Aisyah, via rilis Humas Unhas, Rabu (4/8/2021).
Awalnya, lanjut Aisyah, komunitas ini menyasar pada kalangan siswa Sekolah Dasar (SD) yang memiliki kebutuhan khusus.
Namun, seiring waktu komunitas tersebut melebarkan sayap untuk beberapa segmentasi usia pada masyarakt lain.
Untuk usia dewasa, kegiatannya adalah pelatihan, sosialisasi dan gedukasi.
Sebagai komunitas yang bergerak dalam bidang kemanusian, visi Komunitas Satu Atap adalah menjadi penggerak dan inisator gerakan anti diskriminasi dan mendukung pengembangan kalangan disabilitas.
Dengan basis humanity, komunitas ini tetap eksis mempertahankan keberadaanya meskipun dengan sumber daya dan keuangan terbatas.
Dirinya pun berharap Komunitas Satu Atap bisa semakin melebarkan sayap ke daerah lain.