Tribun VIP
Viral Sumbang Rp 1 M, Wawancara Khusus Nurlinda Dwi Sukti: Ingin Bermanfaat, Tak Mau Dimanfaatkan
Pengusaha muda Makassar Nurlinda Dwi Sukti (27) mendonasikan dana pribadinya Rp 1 miliar warga terdampak pandemi Covid-19.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Suryana Anas
Seluruh kalangan difasilitasi, berapa pun modal yang dimasukkan dijamin tanpa kerugian, berani.
Misal mereka mau berhenti, terus balikin barang saya, saya balikin uangnya 100%. Jadi nda seperti bisnis-bisnis lainnya.
Saya tidak mau berbisnis merugikan orang lain.
Prinsip hidup saya, saya mau bermanfaat tapi tidak mau dimanfaatkan.
Benar-benar mau buat orang sadar kalau mereka mampu, tapi mereka tidak tahu jalannya, dan tidak punya modal.
Saya mengabdi kepada orang-orang bahwa mereka sebenarnya bisa berpenghasilan, semaksimal mungkin saya bisa membuka peluang kerja.
Kenapa bisa berpikir seperti itu, apa kira-kira pengalaman hidup atau apa?
Nurlinda: Perusahaan saya ini saya ambil tiga sistem.
Pertama itu saya ambil positifnya dari multilevel tapi sebenarnya bukan multilevel, yaitu saya memberi apresiasi ke orang-orang, seperti jalan-jalan gratis, umroh.
Lewat perusahaan saya, mereka ada karyawan saya, jadi ada status.
Pengalaman pribadi kenapa saya bikin PT, karena tetangga saya bilang itu Dwi paling sebentar, nda ada sebentar, percuma tinggi-tinggi nda ada status. Makanya saya bikin PT.
Kenapa kosmetik, karena saya pernah jadi karyawan salah satu bank, di situ kita pergi pagi pulang malam, mungkin karena saya baru dan berprestasi langsung disentimen, katanya ngambil database senior.
Jadi saya harus mencari tempat saya dihargai, prestasi itu dihargai. Di situ saya berpikir tidak mau jadi karyawan, saya mau jadi pengusaha. Jauh sebelum itu saya pernah jadi penjual air minum door to door, panas-panas, hujan-hujan. Saya sempat ikut beberapa bisnis lagi, pelajari kekurangannya.
Dwi anak polisi, pernah ingin jadi polisi?
Nurlinda: Pernah mau jadi polwan tapi kurang tinggi, jadi banting stir.