Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kata None

Program Kata None Hadirkan Owner Dapur Maryam 337, Catering Khusus Aqiqah dan Syukuran

Program #KataNone menghadirkan Owner Dapur Maryam 337, Spesial Paket Aqiqah dan Syukuran.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM/SITI AMINAH
Program #KataNone menghadirkan Owner Dapur Maryam 337, Spesial Paket Aqiqah dan Syukuran. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Program #KataNone menghadirkan Owner Dapur Maryam 337, Spesial Paket Aqiqah dan Syukuran.

Program #KataNone dipandu langsung Irman Yasin Limpo, Kamis (29/7/2021).

Live #KataNone disiarkan langsung di YouTube dan Facebook Tribun Timur, pukul 20.00 Wita Kamis (29/7/2021).

Kata None adalah program inisiasi None dan Tribun Timur untuk saling menguatkan UMKM, saling bertemu meski melalui jaringan virtual dan berbagi di masa pandemi Covid-19.

Penamaan Dapur Maryam 337  terinspirasi dari kitab suci Alquran.

Dimana kode 337 merujuk pas Surah Al Imran ayat 37, tentang Maryam dan makanan.

Zulqadri Ramadhan selaku owner menjelaskan, ada kisah dibalik surah tersebut.

Dalam Alquran surah Al Imran ayat 37, Nabi Zakaria bertanya kepada Maryam dari mana asal usul makanan yang ada di hadapannya.

Maryam menjawab dari Allah SWT.

"Inilah inspirasi kami, segala makanan yang ada di muka bumi merupakan karunia atau nikmat yang diberikan Tuhan," ucap Zulqadri Ramadhan.

Ia juga terinspirasi dari salah satu kisah warga Mesir, almarhum Insinyur Sholah Athyiyah.

Ia merintis bisnis ayam kampung dengan tujuan mewakafkan 10 persen keuntungannya untuk pendidikan.

Seiring berjalannya waktu, keuntungan semakin melimpah hingga perlahan keuntungan 100 persen digunakan memajukan pendidikan disalah satu desa tertinggal di Mesir.

"Sekolah dibangun, tenaga guru dibawa dari kota hingga menyediakan kereta api untuk akses jalan menuju desa tersebut," ungkapnya.

Zulqadri bersama keluarga juga memiliki niat sama. Mereka ingin menyedekahkan keuntungannya untuk murid-murid yang dibina.

"Kami ada tempat mengajar berbasis Alquran atau penanaman karakter, keuntungan disalurkan untuk siswa-siswa yang kami didik," jelasnya.

Zulqadri memiliki sekira 50 santri yang dibina mulai dari tingkatan SD dan pelayanan kursus.

Berbeda dengan katering biasanya, Dapur Maryam 337 hanya melayani pesanan-pesanan hajatan, seperti aqiqah dan syukuran. 

Usaha ini dirintis sejak tahun 2018, berlokasi di Jl Muhammad Tahir Makassar.

Zulqadri memulai usaha ini semata-mata murni untuk ibadah.

Usaha kateringnya membantu masyarakat untuk melaksanakan aqiqah sebagai hajatan wajib sesuai syariat Islam.

"Kita bantu orang ibadah, kita fasilitasi aqiqah untuk membantu orang beribadah agar mudah," tuturnya.

Dapur Maryam memiliki RPH sendiri, sehingga proses pemotongan hewan bisa dilakukan tanpa membawa kambing atau sapi ke rumah pelanggan.

Zulqadri memanfaatkan teknologi baik melalui video call, rekaman video untuk menghubungkan antara pihak yang membuat hajat.

Daging itulah yang diolah menjadi makanan dengan macam paket sesuai kemauan pelanggan.

Seperti kari, sate goreng, sate bakar, sup kambing, kalowa', sambel goreng dan gulai.

Katering Maryam juta menyediakan paket dos, paket prasmanan hingga full servis yang diantar langsung ke alamat pelanggan.

"Prinsip kami memudahkan masyarakat untuk menjalankan ibadah. Kami menawarkan beberapa paket termasuk paket full service," bebernya.

"Mulai dari penyembelihan, pemotongan, pengolahan, penyediaan alat, jasa hingga cucian piring menjadi tanggung jawab kami," sambungnya.

Kisaran harganya pun berbeda-beda. Tergantung dari paket, jenis hewan aqiqah (kambing jantan atau betina). 

"Harganya mulai Rp 30 ribu hingga Rp60 ribu. Untuk kambing jantan lebih tinggi harganya dari betina," bebernya.

Sebelum pandemi, ustaz Zul, sapaannya mendapat 30 orderan selama satu bulan. Hanya saja saat pandemi, permintaan pelanggan terjun bebas.

"Dari yang sebelumnya 30 lebih setiap bulan menjadi satu pelanggan," tuturnya.

Padahal ia memiliki total lima karyawan. Dua yang bertugas di RPH dan tiga karyawan yang menangani dapur.

Namun ia tetap optimistis sebab kegiatan adat ditambah syariat islam seperti aqiqah tetap ada, tidak ada matinya. (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved