Update Corona Maros
42 Tenaga Kesehatan di Maros Positif Covid-19, Terbanyak di Puskesmas Maros Baru dan Tanralili
Sebanyak 42 Tenaga Kesahatan (Nakes) terkonfirmasi positif di Kabupaten Maros.
Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Sudirman
TRIBUNMAROS.COM, MAROS - Sebanyak 42 Tenaga Kesahatan (Nakes) terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Maros.
Hal ini diungkapkan Plt Kepala Dinas Kesehatan Maros, dr Muhammad Yunus, Kamis (29/7/2021).
"Hingga saat ini jumlahnya Nakes yang positif sudah mencapai sekitar 42 orang," katanya saat di temui di Grand Town Hotel Maros, Kamis siang.
42 Nakes positif tersebut tersebar disepuluh Puskesmas yang ada di Maros.
Kasus tertinggi berada di Puskesmas Maros Baru dan Tanralili.
"Tanralili ada 20 tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif, Maros Baru ada 15 positif, dan Camba 6 orang yang terkonfirmasi positif juga," ungkapnya.
Ia mengatakan Nakes yang terpapar Covid-19 kebanyakan melakukan kontak langsung dengan pasien Covid-19.
"Rata-rata dari bagian receptionist dan pelayanan kepada pasien Covid 19," katanya.
Meski Nakes tersebut terkonfirmasi positif, pelayanan tetap berjalan seperti biasanya.
Dengan adanya klaster dari tenaga kesehatan, pihaknya mengambil langkah dengan cara menyuplai tenaga kesehatan dari Puskesmas terdekat agar pelayanan tetap berjalan
"Misalnya kemarin di Camba tenaga kesehatannya kurang jadi kita suplai tenaga kesehatan dari Mallawa dan Cenrana," jelasnya.
Diketahui, Kasus Covid-19 di Kabupaten Maros mengalami peningkatan yang cukup pesat.
Saat ini Maros telah masuk ke dalam zona orange penyebaran Covid-19.
Penambahan kasus pada hari ini bahkan mencapai 75 kasus.
"Jadi tadi malam ada peningkatan 75 kasus, meninggal satu orang, total 489 kasus aktif yang ada di Maros saat ini," lanjut dr. Yunus.
Kabar baiknya, terdapat 9 pasien yang dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan dan isolasi mandiri.
Total kasus saat ini berjumlah 489 orang tersebar di 14 kecamatan.
"Mallawa menjadi kecamatan dengan jumlah kasus paling sedikit yakni lima orang," katanya.
Dan kecamatan dengan kasus tertinggi yakni Kecamatan Mandai dengan 114 kasus.
Kepala Bappeda Maros Juga Positif Covid-19
Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Maros untuk sementara memberlakukan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah bagi sebagian karyawannya.
Langkah ini diambil setalah adanya pegawai dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.
"Kepala Bappeda, Muhammad Alwi dinyatakan positif Covid-19 setelah melakukan tes PCR," kata Bupati Maros, Chaidir Syam saat ditemui tribun-timur.com, Selasa (27/7/2021) siang.
Oleh karena itu, beberapa ASN di lingkup Bappeda harus WFH.
Ketentuan pelaksanaan WFH di Bappeda diterapkan dengan kalkulasi 25%-75%.
"25 persen ASNnya masuk kantor dan 75 persen WFH.
"Dan khusus yang menjalani isolasi mandiri tetap harus bekerja dari rumah," ujarnya.
Tak hanya itu saja seluruh ASN yang ada di Bappeda harus menjalani tes Swab dan PCR.
Mengingat beberapa diantara mereka memiliki kontak erat dengan kepala Bappeda yang terkonfirmasi positif covid-19.
"Di Maros ini sudah ada beberapa SKPD yang ASN-nya terkonformasi covid. Khusus untuk pegawai bagian administrasi dan yang sifatnya pelayanan, mereka tetap bekerja. Namun diberlakukan pengaturan waktu secara bergilir melakukan WFH dan bekerja di kantor (WFO)," katanya.
Chaidir mengatakan, sebelumnya, Alwi sempat mengikuti job fit yang dilaksanakan Pemda Maros.
Sehingga untuk menghindari penyebaran covid-19, maka seluruh kepala SKPD yang ikut job fit menjalani swab.
"Pekan lalu memang pak kepala Bappeda mengikuti Job fit, makanya Kepala SKPD yng ikut job fit, diharuskan menjalani swab," jelasnya.
Ia mengingatkan, pentingnya mematuhi protokol kesehatan, guna pencegahan dan penularan Covid-19 yang semakin meluas di Kabupaten Maros.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Maros, dr Yunus menambahkan, pihaknya telah melakukan swab antigen dan PCR untuk seluruh pegawai Bappeda.
Khusus untuk mereka yang melakukan kontak erat dengan pegawai yang terkonfirmasi Positif Covid-19, maka dilakukan PCR.
"Ada beberapa ASN kita lakukan tes PCR. Karena mereka memang melakukan kontak erat dengan ASN yang terkonfirmasi covid. Sementara yang lainnya hanya dilakukan swab antigen saja," pungkasnya.