Konten Dewasa
Hindari 6 Hal Ini Jika Anda Pergoki Anak Usia di Bawah 10 Tahun, Gunakan Ponsel Nonton Konten Dewasa
Hanya saja, salah satu tantangan berat dari orang tua untuk anaknya yang memakai gadget adalah dipakai berselancar ke konten dewasa.
5. Memutus semua akses teknologi anak
Ini mungkin adalah reaksi kebanyakan orangtua ketika memergoki anaknya mengakses konten dewasa melalui ponsel atau gawai lainnya.
Aturan dan batasan memang perlu diterapkan untuk menghadapi budaya online.
Namun, mengambil semua akses teknologi anak hanya akan membuatnya terisolasi karena tidak bisa berkomunikasi dengan teman-temannya melalui media sosial.
Selain itu, jika anak khawatir orangtuanya akan mengambil gawainya secara penuh, anak akan cenderung mengakses konten-konten tersebut secara sembunyi-sembunyi.
Jadi, alih-alih mengambil gawai anak lebih baik orangtua mengajari anak bagaimana menggunakan teknologi secara bijak.
Sampaikan apa saja yang menurutmu aman dan apa yang menurut anak aman dilakukan.
Buat aturan yang disepakati bersama terkait penggunaan gawai. Cobalah mempraktikkan situasi yang mungkin suatu saat akan dihadapi anak saat mengakses internet.
Jika mereka menemui kebingungan, di situlah peran orangtua untuk mengarahkan.
6. Orangtua jangan menyalahkan diri sendiri
Banyak yang meyakini bahwa perilaku anak adalah cerminan orangtuanya. Namun, bukan berarti orangtua harus menyalahkan diri sendiri atas apa yang dilakukan anak.
Tak perlu menyalahkan diri sendiri ketika anak melakukan sesuatu yang Anda anggap tidak pantas dilakukan.
Membimbing anak adalah tugas orangtua, jadi bantulah anak dengan cara membimbingnya dalam banyak hal. Anak-anak kita bukanlah kita.
Mereka juga punya pilihan dan pengalamannya sendiri.
Ketika memergoki anak mengakses konten dewasa, lumrah jika orangtua berpikir seperti "apa ada yang salah dengan pola asuhku? Apa yang sudah aku lakukan sampai anakku begitu?"
Namun, usahakan untuk menanyakan pada diri sendiri pertanyaan yang lebih membangun, seperti "apa yang bisa aku lakukan agar anakku bisa lebih maju dan sukses?"
Fakta bahwa anak mengakses konten dewasa tidak membuat Anda menjadi "orangtua yang buruk" atau anak menjadi "anak yang nakal".
Lebih baik terima apa yang terjadi dan melangkah ke depan. Pikirkan agar anak menjadi pribadi lebih baik ke depannya dan tidak terjerumus ke arah yang salah.
Hal terpenting adalah bagaimana anak merasa orangtuanya sayang dan peduli pada dirinya.
Jangan sampai anak merasa dikekang, lalu malahan mencuri-curi waktu untuk melakukan hal yang tidak seharusnya. (Nabilla Tashandra)
Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan Judul "Pergoki Anak Membuka Konten Dewasa? Ingat, Jangan Pernah Lakukan 5 Hal Berikut Ini pada Anak!