Tribun Makassar
Penutupan Pintu Rumah Tahfiz Versi Amiruddin: Terganggu Ribut-ribut Main Bola Bukan Suara Ngaji
Anggota DPRD Pangkep Amiruddin mengakui membangun pagar tembok yang berdiri di atas jalanan setapak atau fasilitas umum.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Anggota DPRD Pangkep Amiruddin mengakui membangun pagar tembok yang berdiri di atas jalanan setapak atau fasilitas umum.
Selain berdiri di atas Fasum, pagar tembok itu juga menutup akses pintu belakang salah satu rumah Tahfiz Alquran itu.
Begitu juga dengan pintu belakang salah satu rumah warga yang tepat di samping rumah Tahfidz.
Amiruddin telah dipanggil oleh Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional Sulawesi Selatan terkait tembok yang menutupi pintu belakang rumah Tahfiz Alquran itu.
Kepada DPW PAN Sulsel, Amiruddin mengakui membangun tembok tersebut.
Namun ia beralasan tembok itu pernah berdiri sebelumnya. Amiruddin memutuskan membangunkannya kembali.
"Semalam Saya Komunikasi Pak Amiruddin. Penjelasannya Pak Amir ke saya, tembok tersebut sebenarnya pernah ada sejak perumahan itu dibangun," kata Wakil Ketua DPW PAN Sulsel Andi Muhammad Irfan AB kepada Tribun Timur Sabtu (24/7/2021)
Kepada Irfan AB, Amiruddin beralasan merasa terganggu dengan anak-anak kecil yang sering bermain bola depan rumahnya, bukan terganggu aktivitas mengaji di rumah Tahfiz.
Berikut penjelasan Amiruddin yang disampaikan kepada Wakil Ketua DPW PAN Sulsel Andi Muhammad Irfan AB:
Tembok tersebut sebenarnya pernah ada sejak perumahan itu dibangun. Cuma pernah dibobol karena permintaan warga waktu itu yang ingin membangun rumahnya.
Akhirnya tembok tersebut dibobol, tetapi setelah rumah warga bersangkutan selesai dibangun tembok tidak ditutup kembali.
Sementara itu tanah kosong yang ada depan rumah Amiruddin dijadikan tempat main bola oleh anak Tahfiz, sehingga Amiruddin merasa terganggu.
Demikian juga pagar rumah milik Amiruddin disebutkan dijadikan tempat berjemur. Akhirnya Amiruddin merasa terganggu.
Akhirnya Amiruddin memutuskan kembali buat tembok. Tembok itu sendiri adalah bagian belakang rumah tahfiz.
Sementara itu Rumah tahfiz memiliki akses jalan dari depan, jadi yang ribut bukan mengajinya tapi main bola dan berjemur di pagar milik Amiruddin.