Iduladha 1442 H
Nasu Likku, Menu Wajib Rektor UIM di Hari Lebaran
Rektor Universitas Islam Makassar (UIM) Andi Majdah M Zain membeberkan, menu wajib saat lebaran adalah nasu likku
Penulis: Siti Aminah | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Salah satu cara merayakan lebaran bagi umat Muslim adalah menyajikan menu masakan khas daerah masing-masing.
Setiap keluarga punya menu makanan favorit atau wajib ada saat merayakan lebaran.
Tak terkecuali bagi Rektor Universitas Islam Makassar (UIM) Andi Majdah M Zain.
Meski hari raya Iduladha digelar besok, Selasa (19/7/2021), Andi Majdah sudah mulai unjuk diri di dapur.
Selain mempersiapkan menu esok hari, ia juga sedang menyajikan menu buka puasa hari arafah sore nanti.
Andi Majdah membeberkan, menu wajib saat lebaran adalah 'nasu likku' salah satu masakan khas Bugis.
"Wajib itu 'nasu likku', kemudian bapak kan sukanya makan kambing jadi ada kari kambing, ada juga 'peco'-peco'," bebernya kepada tribun-timur.com lewat telepon, Senin (19/7/2021) sore.
Berasal dari kabupaten Soppeng menjadi alasan kuatnya menjadikan 'nasu likku' sebagai makanan favorit.
Nasu likku merupakan masakan berbahan utama ayam dan lengkuas.
Disebut nasu likku karena ayam dimasak bersama lengkuas yang telah dihaluskan.
Lalu dicampur dengan santan dan dimasak hingga daging empuk.
Ditambah dengan bumbu-bumbu lainnya untuk menambah kegurihannya.
Masakan tersebut diracik sendiri oleh Rektor UIM ini.
"Saya masak sendiri, selain daging-dagingan kita juga masak sayur, tumis-tumisan," tuturnya.
Nasu likku ini juga sangat nikmat dimakan dengan nasi, buras, dan ketupat.
Sayangnya, lebaran iduladha dua tahun terakhir ini tak bisa dirayakan bersama dengan kerabat lainnya.
Sebagai warga negara yang baik, ia harus taat aturan pemerintah dengan menjauhi kerumunan dan mengencangkan protokol kesehatan.
"Kita tidak bisa silaturahmi secara langsung, tapi itu bukan penghalang, kita bisa menggunakan zoom atau video call untuk menyambung silaturahmi," tuturnya.
"Inshaallah besok salatnya di rumah sama bapak dan anak-anak," sambungnya.
Esensi hari raya menurutnya, bagaimana umat muslim diajarkan untuk berserah diri dan bertauhid.
Apalagi dengan adanya pandemi covid-19 merupakan bagian agar bisa ikhlas dan menahan diri.
Serta ikut serta sebagai orang yang memutus mata rantai penyebaran covid-19.
"Mari kita ikhlas dan berserah diri sebagaimana pembelajaran idul kurban, Allah menciptakan sesuatu nda sia-sia, banyak-banyak bersabar," tuturnya.
Ia mengimbau, agar masyarakat mematuhi aturan pemerintah untuk tidak melaksanakan salat di masjid, seta tidak mendatangkan kerumunan di hari raya Iduladha.
"Cukup di rumah, silaturahminya memanfaatkan teknologi, video call atau zoom," tuturnya. (*)