Sejarah Dunia
Hitler Disebut Punya Hubungan Mesra dengan Dunia Islam, Propaganda Rezim Nazi Jadi Pelindung Islam
Hitler Ternyata Punya Hubungan Mesra dengan Dunia Islam, Bahkan Sampai Bikin Buku Khusus Ini untuk Tentara Nazi
Banyak dari Muslim yang bekerja dengan rezim Nazi memiliki alasan pragmatis.
Mereka percaya bahwa Nazi Jerman pada tahun 1941-1942 akan menang dan bahwa itu akan menentukan tatanan dunia masa depan dan bahwa Nazi dapat membantu mereka dibebaskan, misalnya, dari kekuasaan kekaisaran Inggris.
Motif para prajurit ini sangat bervariasi. Tentu saja beberapa rekrutan didorong oleh kebencian agama dan anti-Bolshevist, semangat ideologi.
Namun, secara keseluruhan Muslim sering memiliki motif yang agak profan untuk mendaftar.
Sejarawan Motadel melihat Muslim sebagai alat Nazi untuk mencapai tujuannya.
Kebijakan Nazi terhadap Islam dilatarbelakangi oleh pragmatisme.
Beberapa pemimpin Nazi, terutama Adolf Hitler dan Heinrich Himmler, berulang kali mengungkapkan rasa hormat mereka terhadap Islam.
Setiap kali mencela Gereja Katolik, Adolf Hitler secara rutin membandingkannya dengan Islam.
Dia mencela Katolik sebagai agama yang lemah dan banci, sementara dia memuji Islam sebagai agama perang yang kuat, agresif.
Namun, itu semua sebagai pertimbangan strategis, bukan ideologi, yang membuat kampanye Nazi Jerman untuk mobilisasi Islam.
Motadel mengatakan bahwa Adolf Hitler telah mendalilkan inferioritas rasial orang-orang non-Eropa di ‘Mein Kampf’.
Namun, begitu berkuasa, para pejabat Jerman menunjukkan diri mereka lebih pragmatis.
Turki non-Yahudi, Iran, dan Arab secara eksplisit dibebaskan dari diskriminasi rasial resmi pada tahun 1930-an, menyusul intervensi diplomatik dari pemerintah di Teheran, Ankara, dan Kairo.
Dan selama perang, Jerman menunjukkan pragmatis serupa.
Muslim, bagi setiap perwira Jerman, harus diperlakukan sebagai sekutu.