Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sejarah Dunia

Hitler Disebut Punya Hubungan Mesra dengan Dunia Islam, Propaganda Rezim Nazi Jadi Pelindung Islam

Hitler Ternyata Punya Hubungan Mesra dengan Dunia Islam, Bahkan Sampai Bikin Buku Khusus Ini untuk Tentara Nazi

Editor: Arif Fuddin Usman
Ynetnews
Pertemuan Adofl Hitler dengan mufti Yerussalem Haji Muhammad Amin al-Husseini 

Sejak tahun 1941, tentara Nazi Wehrmacht dan paramiliter SS merekrut puluhan ribu Muslim, terutama untuk menyelamatkan darah Jerman.

Tentara Muslim berperang di semua lini. Para pejabat tentara Jerman memberikan para rekrutan ini berbagai konsesi keagamaan.

Salah satunya mencabut larangan penyembelihan ritual, sebuah praktik yang telah dilarang karena alasan anti-Semit oleh Hukum Hitler untuk Perlindungan Hewan tahun 1933.

Asumsi yang tersebar luas adalah Muslim mendukung Rezim Nazi karena mereka berbagi perspektif anti-Semit.

Menurut Motadel, di sisi pragmatis Jerman, kepentingan strategis adalah kekuatan pendorong terpenting di balik kebijakan tersebut.

Dalam propagandanya, terutama di dunia Arab, tema-tema anti-Semit memainkan peran penting.

Propaganda anti-Semit sering dikaitkan dengan serangan terhadap migrasi Zionis ke Palestina yang telah muncuk sebagai topik utama dalam wacana politik Arab.

Di sisi Muslim, orang tidak bisa menggeneralisasi. Beberapa sekutu Muslim dari rezim Nazi, yang paling penting adalah Mufti Yerusalem yang terkenal, berbagi kebencian Yahudi dengan Nazi.

Di zona perang, di Balkan, di Afrika Utara, dan di wilayah Timur, gambarannya lebih rumit.

Di banyak wilayah ini, Muslim dan Yahudi telah hidup bersama selama berabad-abad.

Dalam beberapa kasus, Muslim sekarang akan membantu tetangga Yahudi mereka, misalnya menyembunyikan mereka dari Jerman.

Menurut Motadel, keterlibatan Reich Ketiga dengan Islam tidak hanya karena daerah berpenduduk Muslim telah menjadi bagian dari zona perang saja.

Tetapi, yang lebih penting, bahwa dari tahun 1941 hingga 1942, situasi militer Jerman telah memburuk. Di Uni Soviet, strategi Blitzkrieg Hitler telah gagal.

Ketika Wehrmacht berada di bawah tekanan, ahli strategi di Berlin mulai mencari koalisi perang yang lebih luas, dengan demikian menunjukkan pragmatisme yang luar biasa.

Perkawinan kaum Muslim adalah untuk menenangkan wilayah-wilayah berpenduduk Muslim yang diduduki dan untuk memobilisasi kaum Muslim untuk berperang di pihak tentara Hitler.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved