Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Virus Corona

WNA Ramai-ramai Tinggalkan Indonesia, 14 WN Jepang Meninggal Dunia karena Covid-19

ekspatriat yang tinggal di Indonesia memutuskan untuk kembali ke negaranya seiring memburuknya krisis Covid-19 di RI.

Editor: Muh. Irham
tribunnews
Ilustrasi Virus Corona 

Namun ia mengaku akan tetap tinggal di Indonesia bersama dengan banyak pekerja lainnya yang merupakan satu-satunya ekspatriat Jepang pada masing-masing kantor mereka. Ia kemudian menyampaikan bahwa keluarganya sebelumnya juga telah berencana untuk tinggal bersamanya pada bulan depan.

Namun rencana tersebut akhirnya dibatalkan secara tergesa-gesa karena lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia yang semakin tinggi. Okutsu memang sangat merindukan keluarganya, namun membawa mereka untuk tinggal bersamanya di Indonesia untuk saat ini tentunya hanya akan membawa risiko tinggi.

Hal itu karena fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) di Indonesia kini telah mencapai batas maksimum.

Kantor Kedutaan Besar Jepang untuk Republik Indonesia (RI) pun telah memberikan tanggapan terkait adanya pesawat Jepang yang membawa pulang warganya dari Indonesia dan mengenai beredarnya isu rencana pemerintah Jepang. Kedubes Jepang menjelaskan bahwa adanya penerbangan yang dilakukan pada Rabu pagi waktu setempat merupakan hasil inisiatif dari perusahaan swasta Jepang yang memiliki karyawan bertugas di Indonesia.

Bukan merupakan evakuasi maupun repatriasi yang diinisiasi oleh pemerintah Jepang.

"Penerbangan yang dilakukan tadi pagi terlaksana atas inisiatif dari perusahaan swasta Jepang dan bukan usaha evakuasi maupun repatriasi dari Pemerintah Jepang," kata Kantor Kedubes Jepang, dalam keterangan singkat yang diterima Tribun.

Sehingga saat ini pemerintah Jepang belum menyediakan penerbangan untuk memulangkan warganya dari Indonesia. Menurut Kedubes Jepang, negara di kawasan Asia Timur itu pun sama seperti negara lainnya termasuk Indonesia yang juga tengah memberlakukan kebijakan pembatasan bagi turis maupun warga negara asing yang hendak masuk ke wilayah negaranya.

"Sama halnya dengan Indonesia, dan negara-negara manapun, Jepang juga masih mengadakan pembatasan masuk bagi orang-orang dari luar negeri," jelas Kedubes Jepang.

Pembatasan ini dilakukan tidak hanya untuk menjaga kapasitas pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan di bandara Jepang saja. Namun juga petugas medis dan fasilitas karantina bagi mereka yang datang dari luar negeri, sehingga dapat beroperasi dengan baik.

Merespon hal itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) lewat juru bicara (Jubir) Teuku Faizasyah mengatakan belum memperoleh kepastian terkait informasi pemulangan tersebut. Namun ia menjelaskan apapun keputusan pemerintah Jepang merupakan bagian dari upaya perlindungan bagi warga negaranya.

“Saya belum mendapatkan informasi bila akan dilakukan. Namun esensinya ini merupakan bagian dari upaya perlindungan terhadap warga negaranya,” kata Faizasyah. Ia mengatakan Indonesia juga pernah melakukan hal yang sama di awal pandemi Covid-19 merebak.

Sekiranya pada bulan Februari tahun 2020, Indonesia juga melakukan penjemputan WNI dari zona merah di Wuhan, China. Tak berapa lama, Indonesia juga melakukan penjemputan crew kapal pesiar Diamond Princess di wilayah Yokohama, Jepang.

“Sama halnya, Indonesia pernah memulangkan WNI dari Wuhan dan juga crew kapal pesiar yang bersandar di Jepang pada saat awal Covid-19,” ujarnya.

Terpisah, salah satu raksasa elektronik asal Jepang yang beroperasi di Indonesia, Sharp Electronics, menyatakan belum ada rencana pemulangan bagi direksinya yang berwarga negara jepang. Senior PR and Brand Communication Manager Sharp Indonesia, Pandu Setio mengatakan, hingga saat ini belum ada rencana pemulangan bagi direksinya untuk kembali ke Jepang.

"Sampai saat ini belum ada. Kebetulan Japanese di Sharp tidak terlalu banyak, hanya BOD-nya," kata Pandu.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved