Detektor Covid
Penyanyi dan Dokter Tompi Juga Ikut Komentari Aksi Detektor Covid di Makassar, Ini Katanya
Penyanyi yang juga dokter, Tompi, ikut berkomentar tentang program Detektor Covid-19 yang diluncurkan oleh Pemerintah Kota Makassar
TRIBUNTIMUR.COM - Penyanyi yang juga dokter, Tompi, ikut berkomentar tentang program Detektor Covid-19 yang diluncurkan oleh Pemerintah Kota Makassar beberapa waktu lalu.
Melalui akun twitternya, dr_tompi, penyanyi yang terkenal dengan lagu berjudul Menghujam Jantungku ini, meminta Pemkot Makassar menelaah ulang program ini.
"Program detektor covid MAKASAR , sepertinya perlu ditelaaah ulang. Niat baik perlu diselenggarakan dengan tata cara benar dan mengikuti kaidah medik yg tepat. Tolong lah tuan2 di Makasar…" tulis Tompi.
Kritikan yang sama juga dilontarkan oleh ahli Epidemiologi Unhas Prof Ridwan Aminuddin. Ia mengatakan, banyanya foto-foto yang berseliweran mengenai kegiatan para detektor Covid-19 di Makassar, mengindikasikan bahwa mereka kurang kompeten.
Dia mengatakan, hal ini cukup beresiko sehingga secepatnya pemerintah perlu membenahi hal tersebut.
Prof Ridwan menjelaskan, jika petugas yang kurang paham prokes dengan baik bisa merugikan orang lain.
Ridwan mengaku salah satu upaya pengendalian wabah adalah deteksi dini, dan menurutnya program tersebut sangat baik, hanya saja pelaksanaan di lapangan juga harus dibarengi dengan realisasi yang baik.
Seperti perlunya SDM yang kompeten, di mana mereka harus benar-benar orang dengan pemahaman pengendalian wabah yang baik.
Detektor kata dia, semestinya menjadi contoh kongkret bagi masyarakat, sikap-sikap yang mengindikasikan kurang patuhnya mereka kepada prokes justru akan menurunkan kredibilitas pemerintah sendiri.
Sementara itu, Wali Kota Makassar, Danny Pomanto mengancam warganya yang menolak didatangi tim detektor.
Menurut Danny, warga yang menolak tim detektor bakal tidak dapat mengakses layanan publik.
Masyarakat yang telah didatangi tim detektor, nantinya akan mendapatkan QR Qode kesehatan. Nantinya QR kode kesehatan ini sebagai syarat layanan publik.
Danny mengungkapkan, ada 15.306 orang tim detektor di mana 10 ribu di antaranya adalah relawan, 5 ribu nakes hingga 306 orang lainnya adalah dokter.
Khusus tim dokter, kata Danny, merupakan tim yang menyusun sejumlah pertanyaan medis untuk mendeteksi kesehatan warga melalui aplikasi Makassar Recover yang kemudian akan ditanyakan kepada warga oleh tim detektor di lapangan.
Khusus untuk tim detektor di lapangan, lanjut Danny, merupakan kaum muda dengan usia 25-45 tahun. Hal tersebut karena mereka dianggap memiliki imun yang kuat.