Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Virus Corona

Vaksinasi Covid-19 Turunkan Resiko Kematian Akibat Terinfeksi Covid-19

Selain itu, pemerintah juga terus melakukan sosialisasi mengenai protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan rajin cuci tangan,

Editor: Muh. Irham
TRIBUN TIMUR/SAYYID
Ilustrasi vaksinasi 

TRIBUNTIMUR.COM - Program vaksinasi kepada seluruh warga Indonesia, terus dilakukan oleh pemerintah. Hal ini karena makin tingginya angka kasus positif Covid-19 di Indonesia dalam dua pekan terakhir.

Selain itu, pemerintah juga terus melakukan sosialisasi mengenai protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan rajin cuci tangan,

Vaksinasi yang dilakukan saat ini, selain bertujuan menurunkan angka kasus positif Covid-19, juga menurunkan angka kematian dan pasien yang memerlukan perawatan di rumah sakit.

Vaksin Covid-19 memang tidak membuat tubuh kebal atau benar-benar terhindar dari infeksi Virus Corona. Namun, mendapat suntikan vaksin Covid-19 dapat melindungi tubuh dari efek yang lebih parah, bahkan dapat menurunkan risiko kematian.

Jangan ragu untuk mendapat suntikan vaksin Covid-19, ya. Apalagi saat ini muncul varian delta, salah satu varian Virus Corona terbaru yang mudah menyebar dan cukup berbahaya. Eatthis.com mengingatkan, meski Anda sudah divaksin, bukan berarti protokol kesehatan bisa Anda lupakan.

Gunakan masker yang nyaman dan sesuai dengan standar kesehatan terbaru. Selain itu, usahakan untuk tidak bepergian atau mengunjungi tempat-tempat dengan risiko penularan Virus Corona tinggi, seperti kedai kopi atau restoran. Hal yang sama juga berlaku pada tempat umum lain dengan ventilasi udara yang buruk.

Jika Anda terpaksa pergi ke tempat umum, jangan lupa untuk selalu menjaga jarak dengan orang lain. Menjaga kebersihan tangan dengan rajin cuci tangan memakai sabun dan air mengalir juga penting untuk Anda lakukan. Dalam keadaan darurat, kebersihan tangan bisa Anda jaga dengan memakai hand sanitizer.

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, Anda masih bisa terinfeksi Virus Corona meski sudah divaksin. Jika Anda mengalami gejala Virus Corona, jangan ragu untuk menghubungi tenaga kesehatan, ya. Hal yang sama juga perlu Anda lakukan setelah Anda melakukan kontak erat dengan pasien positif Covid-19. 

Sampai saat ini, kasus positif dan kematian akibat infeksi Virus Corona di Indonesia terus bertambah. Anda perlu disiplin menerapkan protokol kesehatan supaya terhindar dari infeksi virus tersebut. Mulai dari menjaga jarak dengan orang lain, memakai masker, dan menjaga kebersihan tangan

Selain itu, segera mendapat suntikan vaksin Covid-19 juga bisa jadi salah satu cara menurunkan risiko infeksi Virus Corona, seperti kematian. Mengutip dari Eatthis.com, jumlah kematian dan pasien yang memerlukan perawatan rumah sakit menurun setelah vaksinasi.

Vaksin menurunkan risiko long covid hingga kematian 
 

Penyebaran varian delta dan varian lainnya membuat para ahli khawatir, bahwa orang yang tidak divaksinasi dapat menularkan versi virus yang lebih kuat dan berbahaya dalam beberapa bulan mendatang. 

Meskipun pasokan vaksin Covid-19 telah melampaui permintaan di Amerika Serikat, beberapa faktor tertentu terus meningkatkan kemungkinan orang yang tidak divaksinasi tertular virus corona dan mengembangkan kasus Covid-19 yang parah. 

“Ini termasuk kelompok yang kurang beruntung dan orang-orang di kelas sosial ekonomi rendah, yang cenderung terinfeksi Covid-19 lebih sering daripada orang kulit putih atau orang Asia yang kaya,” kata Cutler. 

“Ini bisa karena pekerjaan yang mereka pegang, kondisi kehidupan mereka, atau faktor penentu kesehatan sosial lainnya, atau juga mungkin ketidakadilan perawatan kesehatan,” imbuhnya. 

Selain angka kasus infeksi yang tinggi, beberapa negara bagian yang cakupan vaksinasinya masih rendah, bahkan masih memiliki angka kematian yang relatif tinggi. Sebut saja Michigan, Pennsylvania, New Jersey, Maine, Florida dan Illinois, semuanya memiliki angka kematian akibat Covid-19 sekitar 50% lebih tinggi daripada angka rata-rata nasional.

Menurut ahli, vaksin Covid-19 hampir sempurna dalam mencegah kematian, sehingga penurunan kematian secara nasional menyembunyikan tingkat kematian akibat Covid-19 di antara orang yang tidak divaksinasi. 

Baca Juga: Anies: Pemakaman prosedur Covid-19 meningkat signifikan dalam sepekan terakhir

Hal ini berarti, tingkat kematian menunjukkan bahwa orang yang tidak divaksinasi tidak dalam kondisi aman. Sementara itu, para ahli juga sering menunjuk tingkat rawat inap sebagai ukuran kritis pandemi, karena mereka mencerminkan jumlah orang yang menjadi sangat sakit. 

Di AS sangat jelas, rawat inap akibat Covid-19 saat ini hanya tersebar di populasi yang tidak divaksinasi, beberapa distrik dan Michigan memiliki tingkat rawat inap sekitar dua kali lebih tinggi dari rata-rata nasional. 

Pennsylvania, Maryland, Florida dan Rhode Island juga memiliki tingkat rawat inap sekitar 50% lebih tinggi dari tingkat rawat inap nasional. 

Selain risiko kematian dan rawat inap yang lebih tinggi, orang-orang yang belum divaksin Covid-19 juga berisiko lebih tinggi mengalami long covid. Menurut CDC kasus long covid dapat terjadi pada orang-orang yang terinfeksi Covid-19 dengan gejala ringan dan bahkan mereka yang benar-benar tanpa gejala. 

Namun, beberapa ahli berpendapat, ada bukti yang lebih meyakinkan bahwa long covid cenderung terjadi setelah infeksi Covid-19 yang parah atau bergejala. Yang penting menjadi catatan adalah, Dr. Monica Gandhi, pakar penyakit menular dari Universitas California, San Francisco mengatakan, long covid tidak mungkin terjadi pada seseorang yang divaksinasi lengkap. 

“Jika tubuh terpapar virus corona setelah vaksinasi, sistem kekebalan — alih-alih menghasilkan respons inflamasi yang tidak terorganisir — justru siap untuk menghasilkan respons yang sangat terorganisir terhadap virus, sehingga membuat long covid tidak mungkin terjadi,” kata Gandhi. 

Pasca-vaksinasi, sistem kekebalan pada dasarnya mengatakan, ‘Oke, saya akan beradaptasi untuk melawan virus khusus ini'. Respons terorganisir seperti itu yang akan menyelesaikan gejala Covid-19 dengan cepat. 

Vaksin memungkinkan kembalinya kehidupan normal Dr. David Cutler, seorang dokter kedokteran keluarga di Pusat Kesehatan Providence Saint John di Santa Monica, California mengatakan, bahwa sebelum vaksin tersedia, seseorang di Amerika Serikat memiliki sekitar 1 dari 10 kemungkinan mengembangkan penyakit Covid-19 selama setahun, tetapi risiko itu dapat berubah, karena tindakan pencegahan dilonggarkan. 

"Untuk sebagian besar tahun lalu, semua orang diharuskan memakai masker, menjaga jarak sosial, dan bahkan lockdown. Tapi sekarang, masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin lengkap mulai melepas masker, dan secara teoritis ini meningkatkan risiko infeksi orang yang tidak divaksinasi," katanya. B

Cutler mengungkap, saat ini sekitar setengah populasi AS kebal karena vaksinasi Covid-19, sehingga menghilangkan banyak kemungkinan tertular infeksi. Selain itu, banyak orang yang masih membawa kekebalan dari infeksi Covid-19 di masa lalu. 

“Jadi, ini adalah orang tambahan yang tidak mungkin menularkan infeksi Covid-19 sekarang, meskipun mereka mungkin telah menularkannya di masa lalu,” ujar Cutler. 

Ketika AS dan negara-negara lain terus berusaha mencapai tingkat kekebalan kelompok terhadap virus corona, Cutler dan para ahli lainnya juga masih terus mendesak orang-orang untuk segera divaksinasi. 

Vaksinasi tidak hanya melindungi penerima, tetapi juga orang-orang di sekitar mereka. Yang paling menguntungkan masyarakat secara keseluruhan adalah, memungkinkan semua orang lebih cepat kembali ke kehidupan normal. 

“Orang-orang di seluruh dunia sangat ingin menerima vaksin Covid-19. Sehingga, tak dapat dimengerti jika masih ada orang yang memenuhi syarat tapi tidak segera mendapatkan vaksin,” tegas Cutler.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved