Success Story Haji Wagus Hidayat
Gegara Banyak yang Takut Jadi Pilot di Papua, Perantau Bugis Pun Sekolah Pilot dan Bikin Maskapai
Presiden Direktur SAM Air, Haji Wagus Hidayat (45) mengikuti jejak kakak wanitanya yang bergelut di dunia aviasi.
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Edi Sumardi
Karena rangkaian insiden inilah, pemerintah beberapa kali melansir larangan terbang.
Di tahun 2017, dia melihat ada peluang.
Enggang Air Services, perusahaan maskapai milik Oesman Sapta Oddang, pun dilirik.
Dari maskapai inilah, dia merintis SAM Air.
SAM sendiri adalah akronim dari Semuwa Aviasi Mandiri.
Semuwa juga adalah akronim dari kelompok usahanya; Sentani, Mulia, Wamena (Semuwa).
“Banyak orang bilang itu semua, bisnis, hehehe,” ujarnya berkelakar.
Tentang penamaan Semuwa ini, adalah akronim dari titik rintisan usahanya sejak awal dekade 1990-an.
Dia lahir di Wamena, berbisnis di Mulia, ibukota Kabupaten Puncak dan Puncak Jaya, dan Sentani adalah kota dimana dia dibesarkan.
“Sentani ini adalah rumahnya orangtua. Saya SD, SMP di sini. Dulu, orang dari Sarmi, dari Jayapura kalau mau ke wilayah lain, naik taksi semuanya mampir di Toko Hidayat, Sentani ini, semacam terminal-lah,” ujarnya mengenang nama toko grosir rintisan ibunya di Sentani.
• Pria Bugis Bersandal Jepit Itu Ternyata Pemilik 6 Pesawat Terbang, The Next Susi Pudjiastuti
Kini, sejak di-launching pada September 2019, perusahaan dengan kepanjangan Sentani, Mulia, Wamena (Semuwa).
Kini, Semuwa Group sudah menjadi kelompok usaha.
Mulai dari jualan kebutuhan pokok, bisnis jasa cuci mobil, konstruksi, media, dan kuliner.
“Ini yang urus istri.”
Kini PT SAM Air sudah mempekerjakan 70 karyawan dan 20 diantaranya anak Papua.
Kebanyakan posisi itu adalah pilot, mekanik, ground handling, marketing, dan adminsitasi.(*)