Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bebas Covid-19, 700 Bintara Remaja Akhirnya Dilantik oleh Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam

Irjen Pol Merdisyam yang bertindak selaku Inspektur Upacara (Irup) melakukan pengecekan personel dengan menumpangi mobil komando

Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM/MUSLIMIN EMBA
Pelantikan Bintara remaja berlangsung di lapangan hitam Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Batua, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Senin (29062021) siang. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam, melantik 700 Bintara Remaja di Lapangan Hitam SPN Batua, Jl Urip Sumoharjo, Kecamatan Panakukkang, Makassar, Senin (28/6).

Sebelum pelantikan, Irjen Pol Merdisyam yang bertindak selaku Inspektur Upacara (Irup) melakukan pengecekan personel dengan menumpangi mobil komando.

"Hari ini Pelantikan para bintara remaja Polri yang telah dididik selama tujuh bulan dengan jumlah 700 personel dari Polda Sulsel dan Sulbar," kata Merdisyam, seusai pelantikan.

"Setelah ini langsung di tempatkan di satuan masing-masing yang sudah ditetapkan. Ini salah satu rekrutmen Polri untuk pemenuhan kebutuhan personel Polri," sambungnya.

Menurutnya pendidikan hingga pelantikan Bintara Polri ini berlangsung di masa pandemi Covid-19.

Namun demikian, tetap mengedepankan protokol kesehatan.

"Di masa pandemi ini kita menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Syukur Alhamdulillah sampai hari ini dari 700 peserta awal berhasil dilantik semuanya," ujarnya.

Ia mengaku hingga pelaksanaan pelantikan digelar, peserta bisa terhindar dari penularan Covid-19.

“Alhamudillah semua berjalan dengan aman tertib, lancar dan kita bisa mengendalikan covid yang ada di antara peserta," kata Merdisyam.

Pengetatan protokol kesehatan itu, lanjut dia, dengan melakukan testing atau pemeriksaan kesehatan berkala terhadap siswa.

"Iya, mereka sudah mendapatkan vaksinasi, kemudian secara berkala juga kita lakukan swab. Termasuk saat kita kembalikan ke masyarakat tugas, ke satuan. Kita swab, kalau ada hasil reaktif atau positif kita akan ambil tindakan-tindakan," jelasnya.

Namun ia tidak menampik adanya pola pembelajaran yang berubah selama tujuh bulan pendidikan akibat pandemi.

Seperti penerapan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Itu dilakukan untuk menghindari keterpaparan Covid-19 pada siswa didik.

Ia berharap, 700 bintara baru ini mampu mengemban tugas dengan mengamalkan materi-materi pendidikan selama digembleng menjadi abdi Bhayangkara.

"Kita berharap anggota baru ini, sebagai pelayan, pengayom, dan pelindung masyarakat. Bisa menerapkan apa yang didapatkan dari pendidikan ini. Jadi Bhayangkara sejati yang tidak menyakiti hati rakyat," imbuhnya.

Seremoni pelantikan 700 Bintara Remaja yang diberi nama angkatan Janitra Prakasa juga dihadiri Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol E Zulpan dan Kepala SPN Batua Kombes Pol Joko Pitoyo serta jajaran PJU Polda Sulsel lainnya.

Proses pelantikan juga diisi dengan selingan peragaan kemampuan personel polisi baru tersebut.

Seperti, peragaan beladiri Polri, penanganan jambret, bongkar pasang senjata dengan mata tertutup dan aksi terjun dari ketinggian.

Pola pendidikan 700 siswa di Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Batua sedikit berubah akibat pandemi Covid-19.

Namun, muatan materinya tidak jauh berbeda dengan pola pendidikan yang berjalan selama ini.

Perbedaan hanya terletak pada lokasi pembinaan keagamaan dan kebugaran para siswa.

Itu disebabkan adanya intruksi langsung pimpinan Polri yang khawatir terjadinya penyebaran Covid-19.

"Untuk metode pandemi awal pendidikan itu sudah berada di SPN, on kampus melaksanakan tatap muka untuk pelajaran. Kemudian ada perintah dari pimpinan Polri bahwa untuk lembaga pendidikan itu agar memulangkan siswanya," kata Kepala SPN Batua Polda Sulsel, Kombes Pol Joko Pitoyo.

"Kemudian dari lepdiklat diteruskan ke jajaran untuk pelaksanaan pendidikan tetap dilaksakan walaupun kita pulangkan ke rumah masing-masing, kita melaksanakan program pendidikan jarak jauh (PJJ) jadi secara online," sambungnya.

Dalam penerapan PJJ ini, lanjut Joko Pitoyo, pihaknya membagi kelas para siswa.

Begitu juga para tenaga pendidik demi memaksimalkan pendidikan lewat jalur online.

"Kita bagi untuk Sulsel ini ada 28 kelas, berarti ada 28 tenaga pendidik yang setiap harinya online," ujarnya.

Meski jalur online atau PJJ, efektivitas pendidikan tetap dijunjung tinggi. Seperti membangun kedisiplinan para siswa di rumah masing-masing.

Jika saja PJJ itu tidak dilaksanakan, maka jam pelajaran siswa yang mencapai 1.400 jam, tidak akan terpenuhi.

"Makanya itu selama PJJ kita tetap melaksanakan pembekalan teori secara online. Kemudian setelah dua bulan PJJ, di karenakan sudah vaksin itu syarat utama harus vaksin pertama dan kedua setelah vaksin pertama dan kedua baru bisa masuk disini," bebernya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved