Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Virus Corona

Peneliti: Virus Varian Delta Bisa Bertahan Lama di Udara, Orang Lain Bisa Hirup dan Terinfeksi

Bahkan, hanya dengan berpapasan, virus mematikan tersebut bisa menulari orang lain.

Editor: Muh. Irham
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi Virus Corona Varian Delta. Virus ini Dianggap Sangat Mematikan 

TRIBUNTIMUR.COM - Baru-baru ini, beredar kabar jika virus corona varian Delta bisa menular dengan cepat kepada orang lain. Bahkan, hanya dengan berpapasan, virus mematikan tersebut bisa menulari orang lain.

Benarkah asumsi tersebut?

Simak penjelasannya berikut.

Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban memberikan tanggapan soal Covid-19 varian Delta asal India tersebut.

Dalam cuitannya, Prof Zubairi menyebutkan transmisi cepat dari Covid-19 varian Delta bukan candaan semata, melainkan hasil tracing di Australia untuk kasus-kasus baru.

"Yang jelas, transmisi cepat dari varian Delta bukan candaan. Itu adalah hasil tracing di Australia untuk kasus-kasus baru. Mereka menyelidiki penularan yang terjadi di Bondi Junction Westfield, sebuah pusat perbelanjaan, yang menunjukkan bagaimana cepatnya penularan Delta," cuitnya Jum'at 25 Juni 2021.

Penyebaran cepat itu pun saat ini tengah menjadi penelitian para ahli di Australia.

"Hal itu yang menjadi konsern para ahli, apalagi kejadiannya tidak terjadi sekali saja di sana. Makanya pejabat kesehatan Australia mengingatkan bahwa penularan virus tidak lagi butuh waktu hingga 15 menit, tapi dimungkinkan bisa dalam hitungan detik," lanjut cuitannya.

Bagaimana transmisi kontak sekilas itu bisa terjadi?

Prof Zubairi menjelaskan menurut Ahli virologi Universitas Griffith Lara Herrero dalam momen transmisi yang terekam di CCTV itu, virus didapati bertahan di udara cukup lama sehingga seseorang bisa menghirupnya dan terinfeksi.

Transmisi kontak sekilas ini telah didukung oleh pernyataan-pernyataan beberapa tokoh.

Termasuk Menteri Kesehatan New South Wales Brad Hazzard dan juga ahli epidemiologi dunia Eric Feigl-Ding.

"Secara global, Varian Delta memang menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi di beberapa negara, termasuk Indonesia. Kabar baiknya, sebagian besar vaksin yang beredar, masih bisa bekerja melawan Varian Delta ini," tandasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved