Tribun Sulsel
Sekolah Tatap Muka di Sulsel Masih Dikaji
Pembelajaran tatap muka rencananya mulai digelar tahun ajaran baru 2021/2022 pada Juli mendatang.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sesuai arahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pembelajaran tatap muka rencananya mulai digelar tahun ajaran baru 2021/2022 pada Juli mendatang.
Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, sekolah tatap muka masih akan dikaji, meski sudah ada arahan dari kementerian untuk membuka sekolah tatap muka Juli nanti.
"Kita akan melihat kan. Beberapa sekolah sudah buka juga di daerah-daerah. Itu kita kembalikan pada kepala daerah kabupaten/kota untuk melakukan evaluasi," ujar Andi Sudirman dalam rekaman suara yang dikirimkan Humas Pemprov, Kamis (24/6/2021).
"Kemudian melihat progres peningkatan covid hingga zona risiko di daerah tersebut, lalu dengan kajian, baru diusulkan, jelasnya.
Pemprov Sulsel mendukung Pemkab dan Pemkot.
"Kemudian melihat dan mengendalikan. Apakah pembukaan sekolah tidak atau ia," katanya.
"Kita imbau daerah blankspot (tak terkangkau internet) juga selama ini tak ada covid untuk pembelajaran tatap muka," jelasnya.
Teknis Penbelajaran Tatap Muka
Disdik Sulsel tengah mengidentifikasi mata pelajaran (mapel) apa saja yang akan diberikan saat pembelajaran tatap muka khususnya jenjang SMA/SMK. Karena waktu yang terbatas, tidak semua materi bisa diajarkan kepada siswa.
Kadisdik Sulsel Muhammad Jufri mengatakan konsep pembelajaran tatap muka masih dibicarakan.
Meski begitu, rencananya akan digelar dua kali dalam sepekan. Itupun proses belajar mengajar di kelas paling lama 3 jam sehari.
"Karena waktu pembelajaranpun sangat singkat, kemungkinan kita harus mengidentifikasi mana pelajaran-pelajaran kita yang harus diajarkan dengan cara tatap muka di kelas," kata Jufri di kantornya belum lama ini.
Dengan begitu, selain tatap muka, pembelajaran ke depan memungkinkan masih akan menggunakan pembelajaran jarak jauh atau via online.
Khususnya mapel tertentu yang bisa diajarkan lewat daring.
"Katakanlah misalnya pelajaran Bahasa Indonesia bisa lewat daring. Tapi mungkin pelajaran seperti Matematika, Kimia, Fisika itu harus dengan model tatap muka. Kenapa, karena memang agak sulit guru-guru kita menjelasakan untuk bagian-bagian tertentu yang membutuhkan penjelasan," jelas Kadis berlatar belakang profesor itu.