Timor Leste
Inilah Tara Bandu, Tradisi Kuno dan Unik Masyarakat Timor Leste untuk Lindungi Lingkungan
Salah satu ritual kuno yang kini dilestarikan adalah, Tara Bandu. Ritual ini terkait dengan upaya mereka melestarikan lingkungan.
TRIBUNTIMUR.COM - Masyarakat Timor Leste hingga kini masih memegang teguh adat istiadat yang diwariskan oleh para leluhur. Sebagian tradisi masyarakat Timor Leste, baru diaktifkan kembali setelah mereka merdeka dari Indonesia.
Salah satu ritual kuno yang kini dilestarikan adalah, Tara Bandu. Ritual ini terkait dengan upaya mereka melestarikan lingkungan.
Merdeka sejak 2002, Timor Leste menjadi salah satu negara terbaru di dunia.
Tetapi dalam hal melindungi lingkungan, Timor Leste memiliki tradisi kuno dan unik yang dapat dicontoh, yaitu ritual tara bandu.
Di desa Irabere, di dataran tinggi terpencil di distrik Uato-Carbau di Timor Leste, sekelompok orang sekitar 40 penduduk desa mengarungi sungai untuk menangkap ikan.
Menggunakan jaring kecil yang dilemparkan dengan tangan, mereka berjalan ke hulu di bawah bayangan perbukitan di sekitarnya.
Segelintir anak-anak lokal yang energi bermain di air, bergabung dengan mereka, melompat pada kesempatan untuk melepaskan ikan yang tertangkap dengan memukul-mukul jaring.
Melihat kejadian itu semua sepertinya tampak biasa saja, namun sebenarnya adegan tadi merupakan bagian dari ‘tara bandu’, ritual tiga hari untuk menjaga ekosistem sungai.
"Tara bandu adalah tata kelola lingkungan praktis oleh nenek moyang kita," jelas Demetrio do Amaral de Carvalho, penasihat sekretaris negara untuk lingkungan, dan salah satu pendiri Haburas, salah satu organisasi lingkungan terkemuka di Timor Lorosa'e.
"Tara bandu menggunakan pengetahuan lokal tentang konservasi dan memaksimalkan modal sosial penduduk desa," katanya, melansir DW.
"Ini memperkuat ikatan komunitas kami, dan juga membantu melindungi lingkungan.
"Misalnya, jika suatu komunitas memiliki laguna, habitat penting bagi ikan dan spesies air lainnya, komunitas akan melindungi laguna itu dengan ritual tara bandu untuk jangka waktu tertentu agar alam punya waktu untuk memulihkan dirinya sendiri.
Ini akan meningkat jumlah ikan yang mereka miliki, dan juga mendistribusikan sumber daya tersebut ke seluruh komunitas yang berpartisipasi dalam acara itu."
Desa Irabere memutuskan untuk melindungi sungai selama lima tahun ke depan karena prihatin dengan penangkapan ikan yang berlebihan.
Penangkapan ikan dalam skala kecil diizinkan, tetapi hanya dengan izin dari para tetua desa.