Sudirman Sulaiman Mutasi Loyalis Nurdin Abdullah, Daftar Pejabat Pemprov Sulsel yang Dilantik
Andi Sudirman Sulaiman melakukan mutasi pejabat struktural (eselon III dan IV) lingkup Pemprov Sulsel
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Andi Sudirman Sulaiman melakukan mutasi pejabat struktural (eselon III dan IV) lingkup Pemprov Sulsel untuk kali pertama sejak dia menjabat Plt Gubernur Sulsel.
Pada Senin (21/6/2021) kemarin, dia melantik 32 pejabat eselon III untuk jabatan administrator dan 45 pejabat eselon IV untuk jabatan pengawas.
Pelantikan berlangsung di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Sulsel.
Satu di antara yang dilantik adalah Sekretaris Dinas PUTR Sulsel, Astina Abbas menggantikan Edy Rahmat.
Edy telah dinonjobkan karena kini menjadi tersangka dalam kasus suap proyek inftrastruktur di Sulsel bersama dengan Gubernur Sulsel nonaktif, Nurdin Abdullah.
Edy merupakan salah satu loyalis Nurdin.
Pada mutasi kali ini, sejumlah pejabat yang selama ini dikenal dekat dengan Nurdin juga masuk gerbong mutasi.
Mantan Plt Kadis Sosial Sulsel Gemala Faoza yang juga sebelumnya menjabat Sekretaris Dinas Sosial Sulsel mendapat jabatan baru sebagai Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Setprov Sulsel.
Jabatan Sekretaris Dinas Sosial Sulsel diduduki Muhammad Nasser Parawansa, sementara kursi Sekretaris Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Sulsel diduduki Hastina.
Ada juga nama Sarbini mantan Sekretaris Dinas Perumahan dan Pemukiman Pemprov Sulsel yang dilantik menjadi Kabid Pemadam Pemadam Kebakaran Satpol PP Sulsel.
Sarbini diketahui menghadiri sidang lanjutan kasus yang menjerat Nurdin dan Edy.
Jabatan Sekretaris Dinsos diambil alih Muhammad Nasser Parawansa, sementara kursi Sekretaris Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan dijabat Hastina.
Ada juga Ernawati Thamrin yang sebelumnya menjabat Plt Kepala Biro Kesra Setprov Sulsel kini menjabat Kabag Kesra Non Pelayanan Dasar Setprov Sulsel.
Pengajar Ilmu Pemerintahan dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Andi Luhur Prianto menilai, jika mutasi tersebut menjadi ajang "bersih-bersih" loyalis Nurdin, itu bergantung pada perspektif digunakan.
"Soal apakah ini menjadi semacam 'bersih-bersih' loyalis Nurdin, tergantung perspektif yang digunakan. Istilah 'loyalis' di ASN juga bersifat problematik. Terutama kalau kita masih percaya pada profesionalisme aparatur," kata Luhur.