Kisah Pahlawan
Cerita Ranggong Daeng Romo, Panglima Perang Laskar Lipan Bajeng yang Bikin Belanda Kocar-kacir
Ranggong Daeng Romo lahir di Sulawesi Selatan pada 1915. Sewaktu kecil, Romo menempuh pendidikannya di HIS dan Taman Siswa di Makassar.
Serangan demi serangan yang dilancarkan Ranggong Daeng Romo terus berlanjut sampai Juni 1946. Pada tanggal 17 Juli 1946, semua laskar di Sulawesi Selatan bersatu dengan nama Laskar Pemberontakan Rakyat Indonesia Sulawesi (Lapris), dan Ranggong Daeng Romo dipilih sebagai Panglima Lapris.
Saat Lapris terbentuk, pasukan kolonial Belanda dibikin tak berkutik.
Pasukan tempur khusus tersebut mampu membuat langkah NICA menjadi berantakan. Operasi militer secara besar-besaran pun kerap dilakukan Ranggong Daeng Romo.
Namun, pada Jumat, 28 Februari 1947, pasukan kolonial NICA akhirnya berhasil memukul mundur pasukan Lapris yang terkenal gagah berani itu. Dalam pertempuran tersebut, panglima sekaligus pemimpin gerilya Sulawesi Selatan, Ranggong Daeng Romo tewas.
Setelah berjuang mati-matian melawan kolonial Belanda, Ranggong Daeng Romo terkapar bersimbah darah. Jenazahnya dimakamkan di Lengger, Takalar, Sulawesi Selatan.(*)