Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Timor Leste

Tergantung Pendapatan Sektor Minyak, Ini Jadi Alasan Timor Leste Pertumbuhan Ekonomi Sangat Lambat

Ini alasan mengapa ekonomi Timor Leste masih belum bisa lakukan diversifikasi, lepas dari ketergantungan pendapatan minyak

Editor: Arif Fuddin Usman
Screenshot ConocoPhillips Australia
Ladang minyak dan gas Bayu Undan, Timor Leste. Ini alasan mengapa ekonomi Timor Leste masih belum bisa lakukan diversifikasi, lepas dari ketergantungan pendapatan minyak 

TRIBUN-TIMUR.COM – Terlalu tergantung pada produksi minyaknya mmebuat Timor Leste dinilai sangat lambat pertumbuhan ekonominya.

Tak hanya itu, terbiasa dengan pendapatan atau uang besar di sektor minyak membuat Timor Leste belum bisa melakukan diversifikasi.

Sehingga dibutuhkan banyak perubahan agar lepas dari belenggu ketergantungan minyak demi membangun ekonomi yang lebih beragam dan berkelanjutan.

Timor Leste, sebagaimana halnya banyak negara lain, saat ini tengah mengalami kesulitan ekonomi yang cukup besar akibat pandemi Covid-19.

Namun, ekonomi negara itu rapuh justru jauh sebelum pandemi dan kemungkinan akan terus menghadapi tantangan di masa mendatang.

Selama bertahun-tahun, Timor Leste telah disarankan untuk memprioritaskan dan mengambil tindakan nyata untuk meningkatkan jumlah sektor produktifnya.

Hal itu penting untuk melakukan diversifikasi ekonomi dari ketergantungan yang besar pada pendapatan minyak.

Dalam rangka diversifikasi ekonomi, pada program pembangunan ekonomi Pemerintahan Konstitusi VIII yang mulai berlaku pada tahun 2018, menekankan pada pemberdayaan sektor-sektor produktif di sekitar industri esensial, termasuk pertanian dan pariwisata.

Namun, ekonomi Timor Leste tetap sangat bergantung pada pendapatan yang dihasilkan dari sektor minyak dan gas sementara kemajuan dalam diversifikasi ekonomi berjalan lambat.

Lalu, apa kendala utama yang jadi penyebabnya?

Diversifikasi ekonomi suatu negara membutuhkan waktu dan merupakan upaya yang sangat kompleks.

Namun, dalam konteks Timor-Leste, beberapa faktor menonjol.

Yang pertama adalah perselisihan politik yang telah membuat negara ini menjauh dari investasi jangka panjang.

Mulai dari krisis tahun 2006, Timor-Leste bergulat dengan disharmoni politik, terbukti dari fakta bahwa negara tersebut memiliki enam pemerintahan yang berbeda dalam 15 tahun terakhir (2006 – 2021).

Akibatnya, negara terpaksa mengambil langkah-langkah yang bersifat jangka pendek untuk memastikan soliditas tata kelola, daripada merumuskan strategi untuk investasi strategis jangka panjang.

Sumber: Grid.ID
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved