Nurdin Abdullah Ditangkap KPK
Andai Tak Ditangkap KPK, Nurdin Abdullah Sudah Punya Relawan Pilgub Sulsel & Peluang Menang Besar
Kesaksian Edy Rahmat sudutkan Nurdin Abdullah, Nurdin Abdullah ditangkap KPK disebut karena butuh uang untuk Pilkada dan biaya relawan
Lanjutnya, setelah usulan proposal proyek tersebut di dapatkan, maka Harry kemudian menyerahkan uang tersebut di Cafe Fireflies, Jalan Pattimura, pada 26 Februari 2021.
"Setelah uangnya cair, pak Rahman yang ambil. Jadi dia yang bawa itu uang sama proposalnya ke Fireflies," katanya.
Harry mengaku jika ia tidak melihat uang itu diserahkan.
"Uangnya diserahkan dari mobil ke mobil, saya di dalam bersama pak Anggu, jadi saya tidak lihat uangnya," sambungnya.
Saat ditanyai oleh JPU Ronald apa alasan Harry meminta bantuan kepada Agung Sucipto, hingga berani menyerahkan uang sebesar Rp1 miliar 50 juta.
Harry mengaku, jika Agung sempat menyebut beberapa nama pejabat di Provinsi yang bisa membantunya
"Apakah salah satunya adalah bapak Nurdin Abdullah," kata Ronald.
Hal ini dibenarkan oleh Harry, jika salah satu pejabat yang dimaksud bisa membantu adalah NA.
Sementara itu, Abd Rahman membenarkan kesaksian yang diberikan Harry.
Katanya, ia menyerahkan uang di dalam koper hijau kepada Nuryadi selaku sopir Agung Sucipto di tempat parkir Cage Fireflies.
"Setelah saya menyerahkan proposal proyek kepasa pak Agung, dia lalu menyuruh saya menyerahkan uang yang masih berada di dalam mobil saya, kepada sopirnya, untuk disimpan di jok belakang mobil sedannya," pungkasnya.
Diketahui, ada 7 saksi yang seharusnya hadir dalam sidang kali ini.
Namun, hanya 6 yang hadir, yaitu Sekertaris Dinas PUPR Provinsi Sulsel, Edy Rahmat, juga merupakan tersangka kasus suap NA, yang hadir melalui zoom di Rutan K4, Kuningan Gedung KPK
Sementara enam saksi lainnya, yaitu Harry Syamsuddin selaku Komisari PT Karya Nugraha, Abd. Rahman selaku Direktur PT Karya Nugraha, Irfandi selaku sopir Edy Rahmat, Hikmawati selaku istri Edy Rahmat, Mega Putra Pratama pekerja swasta.