Tribun Makassar
Banyak Tak Bersertifikat, Disnaker Sebut Pekerja Bangunan Asal Makassar Kalah Bersaing
Masih banyaknya tenaga kerja konstruksi atau pekerja bangunan di Kota Makassar belum memiliki sertifikat.
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Masih banyaknya tenaga kerja konstruksi atau pekerja bangunan di Kota Makassar belum memiliki sertifikat.
Sehingga banyak pelaku usaha properti yang memilih menggunakan tenaga kerja dari luar pulau Sulawesi.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Makassar, Irwan Bangsawan.
Alasannya, para pekerja juga enggan untuk mengikuti pelatihan kerja.
"Rata-rata pekerja begitu saat kita mau sertifikasi, mereka agak tidak mau menerima," ujar Irwan saat dihubungi, Rabu (16/6/2021) pagi.
Ia mengaku pihaknya sudah berupaya agar para pekerja tersebut bisa disertifikasi melalui pelatihan kerja.
Sehingga, kontraktor proyek di Makassar bisa lebih memiliki mereka ketimbang pekerja di luar Makassar.
"Perlu ada pemahaman, jadi perlu ada tahap sosialisasi. Itu yang kita lakukan agar mereka dapat disertifikasi," jelasnya.
Ia mengatakan, tahun ini Disnaker telah menganggarkan sertifikasi untuk pekerja bangunan
"Tahun ini kita anggarkan untuk sertifikasi pekerja bangunan. Masa kita mau kalah sama pekerja di luar Makassar," tutupnya.
Sebelumnya, pekerja dari pulau Jawa sempat menjadi sorotan.
Pasalnya puluhan pekerja bangunan proyek di salah satu apartemen terkonfirmasi positif Covid-19.
Sehingga lokasi proyek kemudian disegel oleh Satpol PP Makassar.
Data terakhir pada 7 Juni lalu, sebanyak 100 dari 234 pekerja Apartemen 31 Sudirman terkonfirmasi positif Covid-19.
Tetapi, 11 di antaranya sudah dinyatakan negatif.
Laporan tribuntimur.com, AM Ikhsan