Hajar Aswad
Ilmuan Inggris Ungkap Asal Hajar Aswad, Bukan dari Tata Surya
Umat Islam mengenal nama sebuah batu yang sangat istimewa. Batu tersebut kini berada di salah satu sisi Kakbah, kiblat Umat Islam di seluruh dunia
TRIBUNTIMUR.COM - Umat Islam mengenal nama sebuah batu yang sangat istimewa. Batu tersebut kini berada di salah satu sisi Kakbah, kiblat Umat Islam di seluruh dunia.
Batu yang bernama Hajar Aswad tersebut, juga dikenal dengan sebutan black stone.
Ia dikenal dengan baik, oleh sebagian besar umat Islam, khususnya para jamaah haji, karena Hajar Aswad memiliki nilai sejarah yang cukup penting dalam perkembangan ajaran agama Islam.
Mengutip dari Islamic Landmarks batu Hajar Aswad dibawa dari Jannah atau surga dan dipersembahkan khusus untuk Nabi Ibrahim dengan diletakkan di sudut Kakbah.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, pada mulanya batu Hajar Aswad berwarna putih, namun seiring bertambahnya waktu, ia berubah warna menjadi hitam.
Hal tersebut terjadi karena dosa-dosa manusia yang menyentuh batu tersebut.
The Muslim Vibe juga mengatakan bahwa batu Hajar Aswad juga disebut sebagai jantung Kakbah, karena saat umat Islam melaksanakan ibadah haji, mereka pasti mengitari Kabah.
Batu yang terdapat di sudut sisi tenggara Kakbah ini, biasanya akan disentuh dan dicium atau hanya sekedar melambaikan tangan tanda hormat.
Pernah Dicuri
Tak hanya d Mekah, Hajar Aswad juga ternyata juga ada di salah satu museum di Inggris. Ada tiga buah pecahan batu Hajar Aswad di Inggris.
Pihak museum juga mengatakan bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya.
Proses pengambilan bongkahan tersebut bermula ketika beberapa ilmuwan membaca kabar tentang keutamaan dan keajaiban yang dimiliki Hajar Aswad.
Mereka mengira Hajar Aswad adalah batu basal yang terbawa arus banjir dari daerah sekitar Makkah lalu tergeletak begitu saja di Makkah, dekat Kakbah.
Untuk menguji hal tersebut, asosiasi geografi Kerajaan Inggris mengutus orang bernama Richard Francis Burton untuk mengunjungi Arab Saudi.
"Dia menyamar menjadi haji dari Afghanistan. Kejadian ini terjadi di pertengahan abad ke-19 (1853 masehi-1269 Hijriyah). Richard Burton mengusung misi mencuri pecahan Hajar Aswad lalu membawanya ke Inggris dan dia berhasil," kata Min Muhammad dalam bukunya.