Jenderal Dudung Abdurachman Jadi Pangkostrad, Pekerjaan Masa Lalu dan Silsilah Keluarganya Disorot
Pemerintah Kembali melantik sang jenderal jadi pejabat baru Tentara Nasional Indonesia ( TNI). Mayor Jenderal ( Mayjen) TNI Dudung Abdurachman resmi m
Tanpa rasa gengsi atau malu, dirinya pun memutuskan menjadi loper koran. Saat sekolah SMA dia pagi antar koran.
"Jadi pagi saya ambil koran. Saya baca-baca dulu koran itu terutama Kompas. Saya paling suka baca tajuk rencana Kompas," katanya.
Setelah pagi antar koran selesai, Dudung kemudian mengedarkan dagangan buatan sang bunda.
Satu hal yang Dudung ingat waktu itu, pernah dagangan ibundanya yang dijajakan tiba-tiba ditendang oleh seorang anggota TNI.
Entah sebab apa waktu itu.
Endignny oknum tamtama itu mendapat teguran karena telah berlaku buruk terhadap dirinya.
Siapa sangka kejadian tersebut juster memotivasi Dudung. Semangatnya bangkit dan ingin sekali jadi tentara.
"Awas nanti saya bilang, saya jadi perwira nanti saya," ujar Dudung mengingat.
Rupanya motivasi tersebut terealisasi bahkan hingga saat ini dirinya suskes menjadi seorang Perwira TNI AD.
Copot Baliho
Nama Dudung juga mencuat saat menjabat Pangdam Jaya. Dia terang-terangan menginstruksikan prajuritnya untuk mencopot baliho organisasi FPI.
Instruksi ini diberikan Dudung tak lama usai Pemimpin FPI Rizieq Shihab kembali dari Arab Saudi pada November 2020.
Saat itu, spanduk Rizieq dan FPI bertebaran di berbagai penjuru Ibu Kota.
"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya," kata Dudung kala itu.
"Ini negara negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau masang baliho itu sudah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan, jangan seenaknya sendiri, seakan akan dia paling benar, enggak ada itu," kata Dudung.
Dudung pun sempat mengusulkan agar organisasi FPI dibubarkan saja.