Tribun Bantaeng
Musim Hujan Rawan Banjir, BPBD Bantaeng Imbau Desa dan Kelurahan Siaga
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantaeng, Irfan Fajar mengimbau Desa dan Kelurahan untuk tetap siaga.
Penulis: Achmad Nasution | Editor: Suryana Anas
TRIBUNBANTAENG.COM, BANTAENG - Saat ini Kabupaten Bantaeng telah memasuki musim hujan.
Seperti diketahui ketika musim sangat rawan terjadinya banjir terutama pada wilayah Kecamatan Bantaeng dan Bissappu.
Olehnya itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantaeng, Irfan Fajar mengimbau Desa dan Kelurahan untuk tetap siaga.
"Kita sudah menyurat ke Desa dan kelurahan yang curah hujannya tinggi untuk tetap siaga," kata Irfan Fajar kepada TribunBantaeng.com, Rabu, (19/5/2021).
Menurutnya, hujan terjadi di Kabupaten Bantaeng sudah berlangsung sekitar satu satu pekan terakhir.
Namun, curah masih rendah tetapi harus tetap waspada.
Penyebab banjir ketika hujan biasanya terjadi karena tingginya kiriman air sungai ke wilayah dan sekitarnya yang berasal dari daerah ketinggian.
"Di wilayah kota ketika banjir itu karena tingginya kiriman air sungai dari daerah ketinggian," ujarnya.
Dikatakan, sungai pada daerah ketinggian selalu menjadi tempat pembuangan limbah kayu yang dilakukan oleh warga.
Nah, ketika sudah banyak limbah kayu yang menumpuk aliran air tersumbat.
Ketika curah hujan tinggi terjadi dan debit air meningkat maka air meluap dan menyebabkan banjir di wilayah kota dan sekitarnya.
Hal itu terjadi pada daerah ketinggian utamanya di Kecamatan UluEre, Sinoa dan Eremerasa.
"Masyarakat yang di atas ketinggian diimbau agar tidak membuang kayu di sungai, sehingga dapat membuat laju air tersumbat dan akhirnya meluap. Karena banyak Penebang pohon yang seenaknya membuang potongan kayu di sungai," jelasnya.
Pihaknya juga terus memantau kondisi cekdam balang sikuyu.
Meski tanggul cekdam balang sikuyu yang jebol telah dilakukan perbaikan tetap harus dikontrol. Apabila sewaktu-waktu air meningkat sebagian harus dibuang.
Pasalnya, banjir bandang yang terjadi pada bulan Juni 2020 lalu akibat tingginya debit air sehingga membuat tanggul cekdam balang sikuyu jebol.
"Sampai sekarang pertahanan sudah bagus kembali. Kemarin penyebab banjir karena tanggul yang bobol. Yang kita jaga tinggal dilakukan pengendalian kapan air terlalu tinggi kita buang," tuturnya.
Laporan wartawan TribunBantaeng.com, Achmad Nasution