Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

AGH Sanusi Baco Wafat

Sattar Taba dan 18 Anggota Keluarga Positif Covid-19 Sedih Tak Hadiri Takziah AGH Sanusi Baco

Semua bersedih, namun Dr Sattar Taba, adalah keluarga yang paling bersedih atas wafatnya Anre Gurutta Haji (AGH) Sanusi Baco (1937-16 Mei 2021).

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Edi Sumardi
TRIBUN TIMUR/THAMZIL THAHIR
Sattar Taba saat mengikuti takziah AGH Sanusi Baco secara virtual. 

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Semua bersedih, namun Dr Sattar Taba, adalah keluarga yang paling bersedih atas wafatnya Anre Gurutta Haji (AGH) Sanusi Baco (1937-16 Mei 2021).

Staf Ahli Badan Pengusahaan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (BPPB) Otorita Batam, ini sudah 25 hari dirudung duka saat kabar duka wafatnya, paman sekaligus kakak iparnya, datang, Sabtu (16/5/2021) lalu.

“Saya sudah 27 hari isolasi Covid-19 bersama 18 keluarga di RS KBN (Kawasan Berikat Nasional) Jakarta, saat ditelepon Abba (Sanusi Baco) meninggal dunia,” ujar Sattar Taba, kala menghadiri takziah malam ke-2 wafatnya AGH Sanusi Baco, Selasa (18/5/2021) malam lalu.

Saat menyampaikan dukanya, dari video aplikasi Zoom, Sattar terlihat duduk di ranjang rumah sakit.

Sepanjang acara, sekitar 2,5 jam, matanya terus berkaca-kaca.

Dia mengenakan baju kaos putih, dan sepanjang acara takziah virtual dan hybrid (online dan offline) itu, ia terus mengenakan masker.

Di acara takziah itu, Sattar menyampaikan dia, istri, anak, keponakan, dan orang rumahnya dinyatakan positif Covid-19 di awal Ramadan 1442 Hijriah lalu.

“Sampai saat ini, yang sisa enam yang masih jalani isolasi di RS KBN, yang lain sudah kembali ke rumah tapi masih harus pemulihan,” ujar mantan Direktur Utama PT KBN itu, seraya mengeluarkan air mata.

Dia menyebutkan, awal diketahui terpapar Covid-19 setelah melakukan Rapid Antigent hasilnya reaktif dan langsung dilakukan Swab PCR di Rumah Sakit (RS) KBN (persero) dan hasilnya diketahui pada Rabu (21/4/2021).

Uji usap lendir tenggorok dan pangkal hidung ini pun diperluas (tracing contact) ke anggota keluarga.

Dan hasilnya, positif semua.

Sattar adalah keponakan langsung dari mendiang Ketua Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) Sulsel itu.

Ayahnya, masih saudara dengan ibunya.

Keduanya beradal dari kamung yang sama di Maros Utara, Barandasi dan Panjalllingan.

Itulah kenapa dia menyapa Gurutta dengan ‘Abba’.

Selain keponakan, mantan Direktur Utama PT Semen Tonasa dan PT Semen Kupang ini, juga adik ipar dari Gurutta.

Istri Sattar Taba, adalah adik kandung dari mendiang istri AGH Sanusi Baco, Hj Aminah Adam (1939-2002).

Sattar mengenang pamannya, sebagai sosok ayah, sahabat, sekaligus penasihat spiritualnya.

“Selama hampir 34 tahun menjabat direktur utama di Semen Kupang, Semen Tonasa, PT KBN, hingga ke otorita Batam saat ini, saya bisa menjalaninya dengan amanah, juga tak terlepas dari bimbingan, dan doa Abba.”

Kesedihan Sattar, kian membuncah, sebab sehari sebelum kabar duka itu datang, di hari kedua Lebaran, 2 Syawal 1442 H atau Jumat (14/5/2021), dia masih sempat silaturahmi Lebaran, melalui aplikasi video WhatsApp.

“Hari jumat itu, tak ada tanda-tanda. Abba masih sehat seperti biasa,” katanya.

Setelah, AGH Sanusi Baco dimakamkan, Minggu (17/5/2021), dia baru mengingat bagaimana lambaian tangan pamannya, melalui aplikasi video meeting itu.

“Saya ingat bagaimana dia melambaikan tangan, sebelum video berakhir. Ternyata itulah lambaian tangan terakhirnya,” kata Sattar mengenang sambil menitikkan air mata lagi.

Sattar mengungkap, untuk mengenang jasa almarhum, dia tengah menyusun buku yang berisi pesan-pesan Gurutta kepadanya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved