Kode Kehancuran Israel Tahun 2022
prediksi kehancuran suatu kaum tidak dinisbatkan secara mutlak pada suatu kaum tertentu melainkan pada perilaku arogan dan penindasan lainnya
Oleh: Supratman Supa Athana
Direktur Pelaksana FIB PRESS-Unhas/Institute for Eastern Indonesian Studies (IEIS)/Pengajar Gerakan Politik Dunia Arab Departemen Sastra Asia Barat FIB Unhas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - ’In 10 years, there will be no more Israel.’ Manakala Anda googling kalimat tersebut akan muncul beraneka laman dengan tegas dan jelas memuat kalima itu.
Pada umumnya menyebut bahwa sumber kalimat itu adalah pernyataan dari Henry Kissinger.
Koran harian New York Post di tahun 2012 yang pertama kali memuat pernyataan tersebut.
Penulisnya adalah reporter New York Post,Cindy Adams. "Pada tahun 2022, tidak akan ada lagi jejak Israel," kata mantan Menteri Luar Negeri Henry Kissinger tertulis di New York Post.
"Saya mengutip kata demi kata Henry Kissinger, "Tidak akan ada lagi Israel dalam 10 tahun mendatang," tulis Cindy Adams di The New York Post.
Reporter tersebut mengklaim bahwa Kissinger dan 16 badan intelijen AS telah menyimpulkan bahwa tidak akan ada jejak Israel dalam waktu dekat.
Kevin Barrett, seorang kolomnis politik menanggapi pernyataan Henry Kissinger di website Press TV. Menurut Barrett pernyataan Henry Kissinger sangat sederhana.
Tidak lengkap. Pernyataan itu butuh penjelasan lebih lanjut.
Mungkin Barrett ingin mengatakan bahwa pernyataan Henry tersebut multi tafsir yang berarti bahwa;
Pertama, Israel memang dalam kondisi memprihatinkan dalam berbagai aspek.
Kedua, Israel harus pintar menentukan pemihakan politik.
Ketiga, Kebijakan politik Israel membahayakan bagi diri mereka sendiri.
Keempat, lawan politik Israel semakin maju, berpengalaman dan semakin kuat.
Pandangan tersebut didukung dengan kenyataan bahwa Henry Kissinger bukan politisi biasa.
Ia adalah mantan menteri luar negari Amerika Serikat dengan karir politik yang cemerlang.
Selain seorang politisi ulung yang sangat berpengaruh, ia juga dikenal sebagai intelektual. Ia alumni Harvard dan penerima hadiah Nobel Perdamaian 1973.
Profil singkat tersebut menunujukkan bahwa pernyataan Kissinger tentu berdasarkan berbagai aspek baik berupa data, naluri dan pengalaman politik, mungkin juga ramalan dari kitab suci.
Analisis terhadap tanggapan Kevin Barrett semakin beralasan karena Barrett mendapatkan juga dokumen tentang sebuah kajian yang dilakukan 16 badan intelijen AS, berjudul "Mempersiapkan Timur Tengah Pasca-Israel.’. Dokumen itu menguatkan pendapat Kissinger.
Namun dokumen dari badan intelijen Amerika itu tidak menyebut waktu pasti kehancuran Israel.
Seirama dengan pemikiran Kissinger, The Jerusalem Post, edisi 1 Pebruari 2020, menerbirkan artikel berjudul; ‘Controversial 'Bible codes' rabbi predicts Iran to attack Israel this year’.
Dalam artikel tersebut seorang rabi Israel telah merilis video berdurasi lima menit yang diklaim berdasarkan kode Alkitab Yahudi (Taurat) yang memprediksi bahwa Iran akan menyerang Israel tahun 2020.
Menurut ‘The Jerusalem Post’ bahwa Rabbi Matityahu Glazerson, yang berusia 83 tahun itu, telah menulis lebih dari 30 buku agama dan dikenal karena ramalannya dari rahasia kode-kode dalam Taurat.
Berdasarkan pembacaan dia pada kode kode yang terdapat dalam ayat-ayat Taurat, Iran akan menyerang dan menghancurkan Israel pada tahun 5780, tahun orang Yahudi (tahun 2020 Masehi).
Rabbi Matityahu Glazerson mengakui telah membuat prediksi ini berdasarkan kode kriptografi dari Alkitab Yahudi, yang disebut kode kehancuran Israel.
Kode-kode kehancuran Israel itu mengandung kata-kata rumit yang ditemukan dalam Taurat yang diyakini mengandung pesan tersembunyi Tuhan kepada hamba-hamba-Nya.
Tetapi ia juga mengakui bahwa keajaiban bisa terjadi. Apabila Israel bertobat maka kehancuran bagi Israel tidak akan terjadi.
Rabbi Glazerson menambahkan bahwa jika Israel bertobat dan mematuhi semua perintah Tuhan dalam Taurat, maka Tuhan akan memenuhi ‘janji’ lain sesuai dengan kode Alkitab dan menyelamatkan Israel.
Sebelumnya pada Januari 2020, menurut artikel the Jerusalem Post, Rabbi Glazerson juga menunjukkan kode yang memprediksi wabah virus corona.
Selain itu, the Times of Israel, edisi 9 September 2015, menurunkan artikel berjudul,’ Khamenei: Israel won’t survive next 25 years.’ Berdasarkan judul artikel ini berarti Israel akan tak berjejak lagi pada tahun 2029.
Prediksi Pemimpin Tertinggin Republik Islam Iran itu, Sayyid Ali Khameni berdasarkan beberapa alasan, diantaranya;
Pertama, Kehancuran negara Israel adalah jalan penyelesain masalah konflik Palestina.
Kedua, Jalan lain untuk melenyapkan Israel melalaui referendum kotak suara.
Ketiga, Israel telah membuktikan bahwa ia tidak dapat memahami apa pun kecuali bahasa kekerasan.
Keempat, Hasil pasti dari suatu ‘perlawanan’ adalah kemenangan.
Menurut saya alasan yang dikemukakan oleh Sayyid khamenei merupakan refleksi dari ayat-ayat Quran berikut ini;
1. Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap (Quran Surat Al-Isra (17): 81)’.
2. Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, ketika mereka sabar dan mereka meyakini ayat-ayat kami.” ( Qs As Sajdah(32 ): 24 )’.
3. Sungguh, Kami telah menuliskan di dalam (Zabur) setelah (tertulis) di dalam aż-Żikr (Lauh Mahfuz) bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.” (QS. Al-Anbiya(21) :105)’.
4. Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang- orang yang tertindas di bumi dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang- orang yang mewarisi (bumi).(QS.Al-Qasas (28); 5 ).’
Apakah prediksi Henry Kissinger terbukti akan terbukti di tahun 2022 tentang kehancuran Israel ataukah prediksi Sayyid Ali Khamenei di tahun 2029?
Hal yang perlu ditegaskan dan dipahami bahwa prediksi kehancuran suatu kaum tidak dinisbatkan secara mutlak pada suatu kaum tertentu melainkan dinisbatkan pada perilaku arogan, penindasan dan bentuk perbuatan penyimpangan lainnya. Kehancuran Israel bukan berarti kehancuran kaum Yahudi.
Ada banyak Yahudi yang menyebar di seluruh dunia, di daratan Timur Tengah (negara Arab), Eropa, Asia dan juga ada banyak di Indonesia.(*)