Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Refleksi Ramadan 1442

Zakat Fitrah Menyelamatkan Hidup dan Kehidupan Keluarga

membayar zakat fitrah dapat menyucikan jiwa dari kejahatan moral,karena membayar sejumlah kekayaan kepada orang miskin menjauhkan orang dari kesedihan

Editor: AS Kambie
dok.tribun
Supratman Supa Atha'na, Dosen Sastra Asia Barat Fakultas Ilmu Budaya Unhas 

Zakat Fitrah
Oleh: Supratman Supa Athana
Dosen Sastra Asia Barat FIB Unhas

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kewajiban yang harus ditunaikan atau dibayar dengan maksud penyucian diri adalah zakat fitrah.

Umat Islam setelah satu bulan berpuasa di bulan suci Ramadan pada hari Idul Fitri, yang merupakan hari pertama bulan lunar Syawal, biasanya sebelum mengikuti salat Idul Fitri kaum muslimin membayar sejumlah uang atau dengan harta yang merupakan makanan pokok seperti beras atau gandum sebagai penyempurna penyucian diri.

Jumlah uang atau harta benda tersebut sejatinya digunakan untuk membantu yang miskin dan membutuhkan serta hal-hal yang disebutkan dalam fiqih Islam.

Mungkin ada amalan ibadah yang diwajibkan untuk dilakukan oleh syariah tetapi kita kesulitan menjelaskan hikmahnya.

Tak ada keterangan dan penjelasan terkait tentangnya.

Hal tersebut memang membutuhkan adanya argumentasi rasional plus beberapa riwayat lain yang menyebutkan hikmah-hikmah suatu ibadah sehingga bisa diutarakan alasan rasionalnya.

Beberapa alasan dan riwayat tentang zakat fitrah yang mengungkap hikmah menunaikan zakat fitrah adalah:

1. Zakat fitrah menyebabkan penerimaan dan kelengkapan puasa.

Dalam riwayat disebutkan bahwa barang siapa yang berpuasa tetapi dengan sengaja meninggalkan zakat fitrah dan tidak membayarnya maka sama seperti dia belum berpuasa.

Seperti halnya ketika seseorang salat tetapi tidak mengirimkan salawat kepada Nabi (SAW) maka salatnya batal.

Tuhan mensyariakatkan setiap amalan ibadah bagi manusia bersifat dwitunggal berupa penyatuan antara fisik dan mental-spiritual.

Ibadah dan penyembahan kepada Allah, misalnya kewajiban di bulan Ramadan untuk berpuasa (dimensi spiritual-ruhani), sekaligus dilengkapi dengan ibadah membayar zakat fitrah (dimensi materi).

Setiap dimensi sebagai pelengkap pada dimensi lainnya yang keduanya punya hikmah dan fungsi masing-masing.

Sehingga dengan berpuasa tidak sekadar memahami kondisi fisik yang lemah bagi orang lapar tetapi juga memberikan bantuan ril berupa uang atau materi lainnya kepada orang miskin dan yang membutuhkan.

Dengan kata lain, setiap amal ibadah yang dilakukan butuh pembuktian dalam bentuk nyata yang secara langsung dirasakan manfaatnya oleh orang lain dan di tengah-tengah masyarakat.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved