TRIBUN TIMUR WIKI
Pelopor Batik Indonesia Ada di Google Doodle, Siapa Dia?
Google Doodle hari ini menampilkan sosok Go Tik Swan, berdampingan dengan hasil karya batiknya.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Waode Nurmin
Namanya terukir bersamaan dengan perkembangan dan perjalanan batik di Indonesia.
Hubungannya yang akrab dengan keluarga kraton Solo memungkinkan Tik Swan Hardjono belajar langsung soal batik dari ibunda Susuhunan Paku Buwana XII yang memiliki pola-pola batik pusaka.
Pola-pola batik langka yang tadinya tidak dikenal umum maupun pola-pola tradisional lain digalinya dan dikembangkannya tanpa menghilangkan ciri dan maknanya yang hakiki.
Pola yang sudah dikembangkan itu diberinya warna-warna baru yang cerah, bukan hanya coklat, biru dan putih kekuningan seperti yang lazim dijumpai pada batik Solo-Yogya.
Dan lahirlah yang disebut Batik Indonesia.
Staf Ahli Kebudayaan Bung Karno
Go Tik Swan pun juga membangun sebuah Art Gallery Keraton, kini dikenal dengan Museum Keraton Surakarta.
Dirinya membangun Museum Keraton Surakarta bersama dengan KGPH Hadiwijaya satu di antara putra dari Pakubowono X.
Tidak hanya memahami batik saja, Go Tik Swan juga ikut mendalami sastra dan tarian-tarian yang ada di Jawa.
Hingga akhirnya terdapat momen dirinya membawakan tarian Jawa di hadapan Presiden Soekarno.
Dikutip dari TribunTravel.com, tarian yang ia bawakan saat itu adalah Tari Gambir Anom yang menjadi tarian klasik Jawa dengan gaya Solo.
Inilah yang menjadi awal perkenalan Bung Karno dengan Go Tik Swan, yang kemudian menjadikannya sebagai staf ahli kebudayaan.
Sepak terjangnya dalam pelestarian budaya dan kesenian Indonesia juga membawanya untuk mendapatkan banyak penghargaan.
Go Tik Swan mendapatkan gelar dari Soekarno sebagai Satya Lencana Kebudayaan.
Ia juga diangkat menjadi Bupati Anom dengan gelar Raden Tumenggung oleh Pakubuwono XII.
Bahkan Ia juga mendapatkan gelar Panembahan, gelar tersebut menjadi gelar tertinggi yang ada di jawa.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
