Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

TRIBUN TIMUR WIKI

Pelopor Batik Indonesia Ada di Google Doodle, Siapa Dia?

Google Doodle hari ini menampilkan sosok Go Tik Swan, berdampingan dengan hasil karya batiknya.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Waode Nurmin
Tribunnews.com
Go Tik Swan tokoh keturunan Tionghoa yang melestarikan batik dan kesenian Jawa/ 

TRIBUNTIMURWIKI.COM- Google Doodle kerap kali menampilkan sosok-sosok inspirator juga yang tercatat sejarah.

Tak hanya dari luar negeri saja, tokoh spesial itu juga bisa datang dari Indonesia.

Tergantung pada momen atau peristiwa yang terjadi di setiap waktunya.

Sama halnya seperti hari ini, Google Doodle hari ini menampilkan sosok Go Tik Swan, berdampingan dengan hasil karya batiknya.

Dilansir dari Tribunnews.com, Google Doodle menampilkan sosoknya lantaran hari ini bertepatan dengan hari lahir pria yang dikenal sebagai seorang budayawan tersebut.

Lantas siapakah sosok Go Tik Swan?

Go Tik Swan tokoh keturunan Tionghoa yang melestarikan batik dan kesenian Jawa

Pria kelahiran 11 Mei 1931 ini merupakan seorang keturunan Tionghoa yang menetap di Surakarta, Jawa Tengah.

Gi Tik Swan meninggal dunia pada 5 November 2006.

Selain dikenal sebagai seorang budayawan, pria juga memiliki nama K.R.T. Hardjonagoro ini juga seorang sastrawan Indonesia.

Informasi yang diambil dari Wikipedia, masa kecil Go Tik Swan sarat akan budaya Jawa.

Dirinya diasuh oleh sang kakek Tjan Khay Sing, seorang pengusaha batik di Solo.

Dunia batik, cerita-cerita tradisional Jawa, budaya Jawa seperti mocopat, pedalangan hingga gending sudah tak asing bagi kehidupannya.

Pelopor Batik Indonesia

Pria keturunan Tionghoa tersebut juga dikenal sebagai pelopor batik di Indonesia.

Namanya terukir bersamaan dengan perkembangan dan perjalanan batik di Indonesia.

Hubungannya yang akrab dengan keluarga kraton Solo memungkinkan Tik Swan Hardjono belajar langsung soal batik dari ibunda Susuhunan Paku Buwana XII yang memiliki pola-pola batik pusaka.

Pola-pola batik langka yang tadinya tidak dikenal umum maupun pola-pola tradisional lain digalinya dan dikembangkannya tanpa menghilangkan ciri dan maknanya yang hakiki.

Pola yang sudah dikembangkan itu diberinya warna-warna baru yang cerah, bukan hanya coklat, biru dan putih kekuningan seperti yang lazim dijumpai pada batik Solo-Yogya.

Dan lahirlah yang disebut Batik Indonesia.

Staf Ahli Kebudayaan Bung Karno

Go Tik Swan pun juga membangun sebuah Art Gallery Keraton, kini dikenal dengan Museum Keraton Surakarta.

Dirinya membangun Museum Keraton Surakarta bersama dengan KGPH Hadiwijaya satu di antara putra dari Pakubowono X.

Tidak hanya memahami batik saja, Go Tik Swan juga ikut mendalami sastra dan tarian-tarian yang ada di Jawa.

Hingga akhirnya terdapat momen dirinya membawakan tarian Jawa di hadapan Presiden Soekarno.

Dikutip dari TribunTravel.com, tarian yang ia bawakan saat itu adalah Tari Gambir Anom yang menjadi tarian klasik Jawa dengan gaya Solo.

Inilah yang menjadi awal perkenalan Bung Karno dengan Go Tik Swan, yang kemudian menjadikannya sebagai staf ahli kebudayaan.

Sepak terjangnya dalam pelestarian budaya dan kesenian Indonesia juga membawanya untuk mendapatkan banyak penghargaan.

Go Tik Swan mendapatkan gelar dari Soekarno sebagai Satya Lencana Kebudayaan.

Ia juga diangkat menjadi Bupati Anom dengan gelar Raden Tumenggung oleh Pakubuwono XII.

Bahkan Ia juga mendapatkan gelar Panembahan, gelar tersebut menjadi gelar tertinggi yang ada di jawa.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 


Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved