Mukjam Ramadan
AFAA ANKUM; Karena Memaafkan (lebih) Mendekatkanmu kepada Allah
Konteks turunnya ayat maaf ini, kala di awal Ramadan 2 Hijriyah, Umar bin Khattab, mendatangi (rafasa) istri-istrinya saat puasa di siang hari.
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Sakinah Sudin
Thamzil Thahir, Editor In Chief Tribun Timur
ADALAH hidayah jika seorang hamba ingin menyamai (sifat) Tuhan.
Inti tasawwuf adalah amal-upaya seorang hamba menyamai '99 sifat' Tuhan-Nya (uluhiyah).
Ini mengkonfirmasikan merafalkan 99 nama baik Allah (Asmaul Husna) menjadi zikir utama kaum sufi, pengamal ilmu tasawwuf.
Asmaul Husna coba dia amalkan (dan/atau citrakan) dan jaga terus dan menerus dalam hidupnya.
Puasa diyakini sebagai satu amal ikhtiar uluhiyah seorang hamba untuk mendekati TuhanNYA.
تخّلق بأخلاق الله
(berakhlaklah laiknya akhlak Allah)
Dan, Bulan Ramadan, saudara-saudara adalah sebaik-baiknya momen.
Di ayat 187 Surah Albaqarah; "terselip" satu frasa sekaligus ditunjukkan cara paling mudah dan manusiawi untuk mendekatiNYA.
Frasa pilihan itu adalah afaa (عفا); memaafkan.
Ini adalah potongan kalimat "fataba alaikum wa afaa ankum";.
علم الله انّكم كنتم تختانون أنفُسكم فتاب عليكم وعفا عنكم)
::: Allah amat tahu bagaimana pengorbananmu menundukkan hawa nafsumu, maka Allah menerima taubatmu, dan memaafkan mu.::
Konteks turunnya ayat maaf ini, kala di awal Ramadan 2 Hijriyah, Umar bin Khattab, mendatangi (rafasa) istri-istrinya saat puasa di siang hari.
Salah satu istri Umar RA adalah Ummi Kaltsum, cucu Rasulullah, anak dari Ali bin Abi Thalib RA dan Fatimah RA.