Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Organisasi Papua Merdeka

Wanita Asal Australia Ini Ngaku Ayahnya Buat Senjata untuk Kopassus dan Serang Suaminya di Papua

Sepasang suami istri beda negara, Lober Wanggai dan Izzy Brown (Papua dan Australia), menjalani kehidupan yang tidak normal.

Editor: Muh. Irham
int
Simpatisan OPM saat melakukan aksi unjuk rasa 

"Tiba-tiba saya menyadari dengan menyakitkan bahwa ayah saya dibayar oleh perusahaan yang menjual senjata yang mungkin digunakan untuk melawan keluarga cucu-cucunya sendiri," ungkapnya.

Sebelumnya, Izzy menyadari bahwa mungkin perjalanan hidup sang ayah dan suaminya punya jalinan pada suatu titik.

Tapi, Izzy mengaku tak pernah membayangkan bahwa jalinannya akan semengerikan ini.

"Saya selalu curiga bahwa perjalanan ayah saya dan perjalanan pasangan saya mungkin berhubungan, tetapi saya tidak pernah membayangkan betapa mengerikannya cerita mereka," katanya.

Suami Izzy, Lober Wanggai, mendarat di Cape York, Australia pada tanggal 17 Januari 2006 di sebuah kano cadik bersama 42 pengungsi lainnya dari Papua Barat.

Sesampainya di Australia, mereka semuanya ditahan di Pulau Christmas sebelum diberikan suaka.

"Indonesia tersinggung dengan penerimaan Australia terhadap mereka dan menargetkan keluarga mereka," tulis Izzy.

"Ibu Lober ditangkap sebagai pembalasan.

Teman dan anggota keluarga orang Papua di pengasingan ini telah ditangkap, disiksa dan dibunuh," katanya.

Izzy menggambarkan bagaimana kondisi para pengungsi Papua Barat yang berada dalam beban trauma.

"Seperti kebanyakan pengungsi dari zona perang, 43 orang Papua Barat membawa beban trauma yang mencakup rasa bersalah yang selamat: mengapa saya aman ketika orang lain sekarat?," ungkap Izzy.

Menurut Izzy, dukungan militer Australia dan ekspor pertahanan ke Indonesia secara langsung berkontribusi pada penderitaan masyarakat di Papua Barat, dan menyebabkan penderitaan besar bagi orang Papua Barat.

"Setiap orang Papua Barat-Australia yang saya temui terluka oleh 'konflik intensitas rendah' yang berkecamuk atas akses ke sumber daya alam Papua sejak 1962," ujarnya.

Sementara itu, perusahaan senjata Thales punya tingkat ekspor dan jangkauan global yang tinggi.

Perusahaan Thales beroperasi di 56 negara, dengan pendapatan pertahanan sebesar US $ 9,25 miliar pada 2019 .

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved