Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Inspirasi Ramadan Hamdan Juhannis

Bumi Kebermaknaan (26): Penanda Kelahiran Tempo Doeloe 'Tak Lama Setelah Pemilu'

Pernah mendengar cerita orang "tempo doeloe" yang kebanyakan tidak memiliki data tentang kelahiran mereka karena sistim pendataan belum berkembang

Editor: AS Kambie
dok.tribun
Prof Hamdan Juhannis, Rektor UIN Alauddin 

Mungkin tidak pas tapi paling tidak, usia mereka sudah bisa diprediksi.

Ada juga cara lain yang orangtua gunakan, untuk menentukan usia, melakukan perbandingan di antara kerabat yang ada, atau teman seperjuangan.

Misalnya, "Waktu saya melahirkan kamu, si A sudah mulai berdiri."

Artinya ada selisih sekitar satu tahun di antara dua orang ini.

Tentu yang sedikit masalah adalah bagaimana kalau si A sendiri juga tidak yakin dengan tanggal kelahirannya.

Narasi di atas adalah pintu masuk  untuk menjelaskan keunikan hidup saya yang mungkin sudah tidak terjadi pada generasi semasa saya.

Saya tidak tahu persis berapa umur saya.

Ayah saya meninggal waktu saya masih kecil.

Ibu saya tidak pernah mengakses pendidikan formal berupa sekolah.

Tidak ada pendataan tentang tanggal kelahiran.

Bagaimana saya bisa mendapatkan tahun kelahiran saya?

Persis dengan cerita di atas.

Nenek saya waktu masih hidup, pernah mengatakan, saya lahir waktu pohon kelapa di depan tempat tinggalnya masih setinggi orang dewasa.

Tentu ini menyulitkan untuk menghitungnya. 

Karena harus melibatkan ahli biologi, berapa pertambahan tinggi pohon kelapa dalam setahun.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved